JAKARTA - Biji Kakao disebut salah satu cokelat dari Indonesia terbaik di dunia. Partisipasi Petani di Indonesia membawa pertumbuhan luar biasa dalam industri.
"#SobatTani bukan hanya kopi, kakao cokelat asal Indonesia juga memikat hati lho! Buktinya semua perhatian dunia jatuh pada Indonesia, hmmm.. bangganya," tulis akun Instagram @kementerianpertanian, Sabtu (13/1/2024).
Saat ini Indonesia memiliki sekitar 1,5 juta hektar perkebunan kakao. Salah satunya berasal dari Banyuwangi yang berhasil menjadi pusat perhatian dunia sekaligus sebagai bukti bahwa petani memiliki kontribusi besar dalam industri perkebunan di Indonesia.
Perlu diketahui bahwa di Indonesia biji kakao diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu
1. Criollo
Criollo diakui sebagai biji kakao dengan kualitas terbaik di dunia dan biji tersebut sangat langka. Criollo memiliki tekstur lembut, memberikan rasa krim, dan manis.
2. Forastero
Forastero adalah varietas yang paling banyak ditanam. Memiliki ciri - ciri pahit, aromatik, astringen, dan tinggi tanin.
3. Trinitario
Trinitario dikenal sebagai kakao hibrida terbaik di dunia. Memiliki rasa basa yang baik, dengan sedikit rasa buah atau bunga.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Wilayah Sulawesi mendominasi 10 provinsi penghasil biji kakao terbesar di Indonesia pada tahun lalu. Tercatat, Sulawesi Tengah menjadi provinsi penghasil biji kakao terbesar dengan volume mencapai 130.848 ton atau setara 20,11% dari total produksi nasional.
Provinsi penghasil biji kakao terbesar kedua berada di Sulawesi Tenggara sebanyak 104.649 ton. Lalu, posisinya disusul oleh Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat dengan produksi masing-masing 86.915 ton dan 68.779 ton.
Berikut adalah 10 provinsi penghasil biji kakao terbesar di Indonesia pada 2022 sebagai berikut
1. Sulawesi Tengah: 130.848 ton
2. Sulawesi Tenggara: 104.649 ton
3. Sulawesi Selatan: 86.915 ton
4. Sulawesi Barat: 68.779 ton
5. Lampung: 48.199 ton
6. Aceh: 36.596 ton
7. Sumatera Utara: 35.426 ton
8. Sumatera Barat: 35.321 ton
9. Nusa Tenggara Timur: 20.097 ton
10. Jawa Timur: 20.159 ton
(Kurniasih Miftakhul Jannah)