Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Fakta Neraca Perdagangan RI 2023 Surplus, Bukti Ekonomi Kuat

Asla Lupanda , Jurnalis-Sabtu, 20 Januari 2024 |03:33 WIB
5 Fakta Neraca Perdagangan RI 2023 Surplus, Bukti Ekonomi Kuat
Neraca perdagangan 2023 surplus (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan tahun 2023 surplus. Hal ini menunjukkan daya tahan eksternal perekonomian nasional di tengah meningkatnya risiko yang memperlambat ekonomi global.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono juga mengatakan surplus neraca perdagangan yang berlanjut mampu menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Berikut Okezone telah merangkum 5 fakta neraca perdagangan surplus terus menerus di tahun 2023, Sabtu (20/01/2024).

1. Jumlah Surplus

Di sepanjang tahun 2023, tercatat surplus neraca perdagangan Indonesia menyentuh angka USD36,93 miliar. Namun, angka ini lebih lendah USD17,52 miliar atau sekitar 33,46% dibanding dengan periode tahun 2022.

“Meski mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022, surplus neraca perdagangan di tahun 2023 kemarin menunjukkan daya tahan eksternal perekonomian nasional di tengah peningkatan risiko global, termasuk moderasi harga komoditas dan perlambatan ekonomi negara mitra dagang utama seperti China,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Kacaribu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan berlanjut pada Desember 2023 di angka USD3,31 miliar lebih tinggi dibanding surplus November 2023 senilai USD2,41 miliar.

2. Pertumbuhan Volume Ekspor

Volume ekspor Indonesia di tahun 2023 mengalami pertumbuhan 8,55 (yoy). Meski begitu nilai ekspor Indonesia secara nominal mengalami penurunan. Tercatat nilai ekspor 2023 sebesar USD258,82 miliar di mana angka ini di bawah tahun 2022 yang mencapai USD291,90 miliar.

Penurunan nilai ekspor dipengaruhi oleh moderasi harga komoditas unggulan Indonesia yakni minyak kelapa sawit dan batu bara. Perlambatan ekonomi di negara mitra dagang utama juga turut berpengaruh terhadap perlambatan nilai ekspor Indonesia.

Ekspor Indonesia juga masih berfokus pada Tiongkok dengan share 25,66%, Amerika Serikat dengan share 9,57%, dan India dengan share 8,35%. Sedangkan ekspor ke Asean dan Uni Eropa memiliki share 18,35% dan 6,78%.

3. Impor Indonesia 2023

Di tahun 2023, impor Indonesia senilai USD221,89 miliar di mana angka ini turun 6,55% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya. Impor terbesar yang menyumbang perlambatan adalah mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya. Sedangkan mesin dan peralatan mekanis menyumbang kenaikan impor.

Volume impor mengalami pertumbuhan sebesar 8,04% (yoy) selaras dengan kuatnya permintaan domestik.

Impor barang modal dan konsumsi mencatat pertumbuhan positif sedangkan bahan baku sebaliknya. Hingga 2023, impor terbesar Indonesia didominasi oleh Tiongkok dengan share 33,42% dan Jepang dengan share 8,84%.

4. Sumber Utama Surplus

Neraca perdagangan mengalami surplus yang sumber utama berasal dari nonmigas. pada Desember 2023 tercatat surplus USD5,20 miliar dibanding bulan sebelumnya yakni USD4,62 miliar. Peningkatan ini dipengaruhi oleh kuatnya ekspor non migas yang menyentuh angka USD20,93. Selain itu, hal ini juga didukung kuatnya ekspor komoditas berbasis sumber daya alam yakni batubara dan bijih logam yang ditopang juga oleh produk manufaktur mesin dan mekanis. Negara tujuan ekspor nonmigas adalah China, Amerika Serikat dan India.

Guru Besar Hukum Universitas Terumanagara Prof Ariawan Gunadi juga mengatakan bahwa penopang surplus adalah komoditas yang sifatnya nonmigas seperti bahan bakar mineral, lemak minyak hewan nabati dan besi/baja yang menjadi sektor yang cukup penting hingga dapat mendominasi neraca perdagangan Indonesia.

“Jika kalau saya lihat secara umum surplus ini adalah sebagai indikator yang positif memang nilai barang dan jasa yang diekspor suatu negara melebihi barang yang di impor dan itu menunjukkan bahwa ekonomi di suatu negara punya daya tahan ekonomi khususnya di Indonesia,” ujar Ariawan.

5. Prediksi di Tahun 2024

Dilihat dari proyeksi perlambatan pertumbuhan ekonomi global oleh lembaga internasional yang diikuti moderasi harga komoditas, aktivitas ekonomi diperkirakan akan mengalami ketidakpastian dan berisiko. Dalam hal ini pemerintah harus melakukan antisipasi mengenai perlambatan ekonomi.

“Pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan global terhadap ekspor nasional, serta menyiapkan langkah antisipasi melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi SDA, peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi negara mitra dagang utama,” jelas Febrio.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement