Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bocoran Stafsus Erick Thohir soal Investor Baru BSI Pengganti BNI dan BRI

Suparjo Ramalan , Jurnalis-Kamis, 22 Februari 2024 |16:59 WIB
Bocoran Stafsus Erick Thohir soal Investor Baru BSI Pengganti BNI dan BRI
Erick Thohir soal Divestasi Saham BRI dan BNI di BSI. (Foto: Okezone.com/Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang mencari investor baru untuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS). Aksi itu karena rencana PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI (BBNI) melakukan divestasi sahamnya di BSI.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, penjajakan bisa saja dilakukan dengan publik ataupun strategic investor dalam hal ini anchor investor.

Menurutnya, pertimbangan utama meningkatkan nilai aset atau unlock value BSI. Dengan kata lain, investor yang bergabung bisa membuat saham BSI lebih atraktif lagi.

“Apakah nanti ke publik atau ke mana terserah lah itu. (Kalau nggak ke publik, ke anchor investor?) iya, biar lebih sahamnya lebih atraktif,” ujar Arya saat ditemui wartawan, Jakarta Pusat, ditulis Kamis (22/2/2024).

Kendati divestasi saham BBRI dan BBNI dipandang diperlukan, Arya sendiri belum memberikan banyak informasi soal aksi korporasi tersebut. Termasuk nama-nama investor yang mulai digaet atau dijajaki pemegang saham.

(Investor dari Abu Dhabi?) itu kan juga pengembangan, di dalamnya belum juga,” papar dia.

Sebagai informasi, BSI merupakan bank hasil merger atau penggabungan antara PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi mengeluarkan izin merger tiga usaha bank syariah tersebut pada 27 Januari 2021 melalui surat Nomor SR-3/PB.1/2021. Selanjutnya, pada 1 Februari 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan kehadiran BSI.

Mengutip laman resminya, komposisi pemegang saham BSI terdiri atas PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 50,83%, BNI 24,85%, BRI 17,25%. Sisanya adalah pemegang saham yang masing-masing di bawah 5%.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement