Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Beras Jadi Rebutan Dunia, Kini Orang Eropa Beralih Makan Gandum ke Nasi

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Rabu, 28 Februari 2024 |13:44 WIB
Beras Jadi Rebutan Dunia, Kini Orang Eropa Beralih Makan Gandum ke Nasi
Harga beras. (Foto: MPI)
A
A
A

JAKARTA - Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita menyatakan saat ini memang tengah terjadi peningkatan harga beras di pasar internasional. Hal itu disebabkan oleh permintaan akan beras yang juga tengah meningkat di pasar internasional.

Febby menyebutkan saat ini tengah terjadi fenomena yang peralihan sumber pangan masyarakat dunia, dari yang sebelumnya masyarakat di negara-negara barat mengonsumsi gandum, namun mulai beralih makan gandum.

"Eropa ikutan borong beras di Thailand, Vietnam. Ini menarik. Kami turunkan tim ke sana banyak yang beli dari Eropa," ujar Febby di Pasar Induk Beras Cipinang, Rabu (28/2/2024).

Disatu sisi anomali iklim yang tengah melanda beberapa negara di dunia seperti El Nino yang sudah mulai terjadi pada pertengahan tahun lalu juga menyebabkan produksi beras di beberapa negara mengalami penurunan. Akhirnya kebutuhan yang meningkat itu harus berebut beras di pasar internasional dan membuat harganya melonjak.

"Karena tadi biasanya dia makan gandum, sekarang makan beras. Biasanya makan roti jadi makan beras. Dampak itu mulai terasa sekarang," sambung Febby.

Berkurangnya produksi beras di banyak negara akibat anomali cuaca akhirnya membuat setiap negara mengamankan terlebih dahulu ketersedian pangan di dalam negeri dan membatasi impor keluar. Indonesia yang juga menjadi negara importir beras juga harus menerima dampak dari adanya fluktuasi harga beras tersebut.

"Dampak El nino juga terasanya sekarang juga. Di beberapa wilayah juga bukan hanya panas, tapi beberapa daerah juga banyak yang terendam banjir. Dampak dari India (pembatasan ekspor) ini cukup signifikan orang mengamankan secure stock masing-masing dari beberapa negara," pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebutkan harga beras dunia saat ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi USD670 perton, dari harga sebelumnya USD460 perton.

"Ini semuanya akan di adjust menjadi harga pokok produksi, kalau naik artinya harga naik tetapi yang paling penting adalah menjaga daya beli masyarakat," kata Arief saat ditemui MNC Portal di Pasar Cipinang beberapa waktu lalu.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement