Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kurangi Energi Fosil, 2,2 Juta Ton Biomassa Akan Dipasok ke 47 PLTU Tahun Ini

Nurul Amirah Nasution , Jurnalis-Jum'at, 01 Maret 2024 |17:35 WIB
Kurangi Energi Fosil, 2,2 Juta Ton Biomassa Akan Dipasok ke 47 PLTU Tahun Ini
2,2 Juta Ton Biomassa Akan Dipasok ke 47 PLTU (Foto: Dokumentasi PLN EPI)
A
A
A

JAKARTA - Sebanyak 2,2 juta ton biomassa akan dipasok ke 47 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN Grup tahun ini.

Volume ini naik 220% dibandingkan realisasi tahun 2023 sebesar 1 juta ton.

Kebutuhan biomassa dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sebab, penggunaan biomassa ini mampu mereduksi emisi di PLTU, dan mengurangi porsi penggunaan energi fosil.

"Pada tahun ini kami akan memasok biomassa di 47 PLTU milik PLN Grup. Total kebutuhannya mencapai 2,2 juta ton. Ini naik signifikan dibandingkan realisasi tahun 2023," ujar Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (1/3/2024).

Mamit menambahkan, penggunaan biomassa tidak akan mengerek biaya pokok produksi pembangkit. Harga biomassa yang terjangkau bahkan berbanding 1:1 dengan batu bara membuat biomassa sangat ekonomis digunakan.

"Saat ini batu bara USD5 - USD6 Sen (sekitar Rp7.795 - Rp9.354) per kilo Watt hour (kWh). Biomassa juga setara dengan itu. Jika dibandingkan dengan EBT lain, biomassa ini yang paling murah," katanya.

Reduksi emisi dari penggunaan biomassa ditahun ini ditargetkan bisa mencapai 2,4 juta ton CO2. Meningkat dibandingkan realisasi penurunan emisi pada tahun 2023 sebesar 1,05 juta ton CO2.

Pada tahun depan, akan ada 52 PLTU yang menggunakan biomassa dengan total kebutuhan hingga 10,2 juta ton biomassa.

Untuk bisa menjaga pasokan biomassa, PLN EPI melakukan pemetaan digital untuk mengindentifikasi potensi biomassa yang mendukung perencanaan pasokan sebesar 2,2 juta ton pada tahun 2024 dan 10,2 juta ton pada 2025.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement