Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

OJK Soroti Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah

Cahya Puteri Abdi Rabbi , Jurnalis-Selasa, 26 Maret 2024 |18:06 WIB
OJK Soroti Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah
OJK Bicara soal Indeks Literasi Keuangan (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti indeks literasi dan inklusi keuangan syariah yang tergolong masih rendah. Pada tahun 2022 lalu, indeks literasi keuangan syariah tercatat sebesar 9,14% dan inklusi keuangan syariah sebesar 12,12%.

Selain itu, gap antara indeks literasi dan inklusi keuangan syariah dan nasional juga tinggi. Gap tersebut terus meningkat setiap tahunnya. Hal itu menandakan bahwa kegiatan lembaga jasa keuangan (LJK) masih belum dilakukan secara terintegrasi dan memperhatikan aspek syariah.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan, rendahnya literasi dan inklusi keuangan syariah saat ini terjadi karena sejumlah faktor yakni, kesadaran masyarakat terhadap keuangan syariah yang masih rendah.

Selain itu, belum kuatnya diferensiasi produk keuangan syariah dengan konvensional, terbatasnya pengembangan produk dan layanan, pemanfaatan teknologi yang belum optimal, serta aspek regulasi dan permodalan yang belum mendukung.

“Maka potensi keuangan syariah masih belum bisa dioptimalkan mengingat masih rendahnya kesadaran masyarakat terkait pengetahuan produk dan layanan keuangan syariah,” kata perempuan yang akrab disapa Kiki itu dalam acara Sharia Economic Festival di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (26/3/2024).

Untuk meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah, OJK menyiapkan sejumlah strategi yakni, akselerasi dan kolaborasi program edukasi keuangan syariah. Upaya ini dilakukan melalui kolaborasi dengan pemangku kepentingan dengan menggunakan berbagai saluran media.

Kemudian, OJK juga berupaya mengembangkan model inklusi dan akses keuangan syariah secara ekosistem, baik melalui penetrasi produk keuangan syariah, business matching dan lainnya. Tak hanya itu, OJK akan memperkuat infrastruktur literasi dan inklusi keuangan syariah, serta mengembangkan kemitraan dengan pemangku kepentingan yang memiliki potensi atau irisan sinergi.

“Kami percaya bahwa peningkatan literasi dan inklusi serta literasi adalah digital kunci mendorong pemberdayaan ekonomi, jadi masyarakat akan memanfaatkan peluang ekonomi secara optimal,” ujar Kiki.

Adapun sejumlah program yang sudah dijalankan OJK dalam upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan yakni, Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah (Sicantiks), Santri Cakap Keuangan Syariah (Sakinah), Indonesia Sharia Financial Olympic (ISFO), Syariah Financial Fair (Syafif) dan Gerak Syariah.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement