"Komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve juga mendukung greenback, setelah Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa inflasi yang tinggi dapat menyebabkan bank sentral tidak memangkas suku bunga sama sekali pada tahun 2024," kata Ibrahim beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, Ibrahim menegaskan bahwa memanasnya tensi politik di Timur Tengah ini yang membuat rupiah juga ikut melemah.
"Karena dolar kembali mengalami penguatan yang cukup signifikan akibat data di Amerika juga cukup bagus, apalagi data inflasi yang terus mengalami kenaikan," ujar Ibrahim.
Sementara itu, untuk perdagangan Selasa mendatang (16/4), rupiah diproyeksikan fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.810 per dolar AS - Rp15.870 per dolar AS.
(Feby Novalius)