JAKARTA - Bursa saham AS, Wall Street berakhir bervariasi di perdagangan Selasa waktu setempat. Hal tersebut seiring kenaikan imbal hasil Treasury dan investor mempertimbangkan kemungkinan suku bunga The menurun di tengah menguatnya perekonomian AS.
Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 63,86 poin, atau 0,17%, menjadi 37.798,97, S&P 500 (.SPX) kehilangan 10,41 poin, atau 0,21%, menjadi 5.051,41 dan Nasdaq Composite ( .IXIC) kehilangan 19,77 poin, atau 0,12%, menjadi 15.865,25. S&P 500 dan Nasdaq turun hampir 4% dari rekor tertinggi bulan lalu.
Dow Jones Industrial Average mendapat dorongan dari UnitedHealth Group (UNH.N) dengan hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan. Sektor real estat dan utilitas menjadi penghambat terbesar pada S&P 500, sementara sektor teknologi memberikan dorongan terbesar.
“Orang-orang mencoba menyeimbangkan narasi dua sisi ini: pertumbuhan ekonomi AS, yang terlihat sangat bagus, dan pada saat yang sama gambaran inflasi dan suku bunga, yang pada akhirnya akan menjadi masalah bagi pasar ekuitas,” kata Kepala Investasi Sierra Mutual Funds, James St. Aubin, dilansir dari Reuters, Rabu (17/4/2024).
Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan pada hari Selasa bahwa data inflasi baru-baru ini belum memberikan kepercayaan yang cukup kepada para pengambil kebijakan untuk segera melonggarkan kredit, dan mencatat bahwa bank sentral AS mungkin perlu mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Sebuah laporan pada hari Senin menunjukkan penjualan ritel tumbuh lebih dari yang diperkirakan pada bulan Maret, sebuah tanda ketahanan ekonomi AS yang membantu mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun ke level tertinggi lima bulan pada hari Selasa.
Saham Morgan Stanley (MS.N), naik 2,5% setelah laba kuartal pertama mengalahkan perkiraan karena bangkitnya kembali pendapatan dari perbankan investasi.
Bank of America (BAC.N) turun 3,5% setelah pemberi pinjaman membukukan laba kuartal pertama yang lebih rendah karena provisi kerugian pinjamannya meningkat.
Johnson & Johnson (JNJ.N) tergelincir 2,1% karena pendapatan produsen obat tersebut meleset dari perkiraan analis setelah penjualan obat psoriasis blockbusternya, Stelara, jauh dari ekspektasi.