Surplus neraca perdagangan nonmigas yang tinggi ini sejalan dengan ekspor nonmigas yang meningkat mencapai USD21,15 miliar. Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut didukung oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti logam mulia dan perhiasan/permata, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewani/nabati maupun ekspor produk manufaktur seperti mesin dan perlengkapan elektrik serta berbagai produk kimia.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia. Adapun defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat ke level USD2,04 miliar pada Maret 2024 sejalan dengan peningkatan impor migas yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan ekspor migas.
(Feby Novalius)