Sedangkan gol keduanya dia cetak di masa injury time babak pertama. Berawal dari Ivar Jenner yang mengirimkan umpan lambung dari tengah lapang, Rafael Struick memanfaatkan kelengahan lini bertahan Korea dan dengan mudah menceploskan bola ke dalam gawang.
Berkat penampilan apiknya ini, Rafael Struick sukses membungkam banyak suporter Indonesia yang kerap meragukan kemampuannya sebagai ujung tombak Timnas Indonesia U-23.
Lebih dari itu, namanya kini menjadi perbincangan di mana-mana. Bahkan informasi terkait besaran gajinya di tim ADO Den Haag pun menjadi buruan pecinta sepakbola Tanah Air.
Melansir Salary Sport, Jumat (26/4/2024) pemain kelahiran Leidschendam, 27 Maret 2003 ini mendapat gaji sebesar 25.480 Pound atau setara dengan Rp516,93 juta per tahun. Itu artinya, dia memiliki bayaran sekitar 490 Pound alias Rp9,9 juta per pekan.
Angka ini terbilang besar untuk pemain berusia 21 tahun. Apalagi dari segi menit bermain, Struick memiliki menit bermain yang reguler di timnya. Tercatat, di musim ini saja ia baru memainkan 3 laga di kasta kedua Liga Belanda. Itu pun semua penampilannya di mulai dari bangku cadangan.
Meski begitu, Rafael Struick masih sangat muda. Kemampuannya masih dapat berkembang jauh lebih jauh di masa mendatang.
Pada saat itu tiba, tidak menutup kemungkinan jika namanya akan menjadi incaran klub-klub top Eropa.
Dengan begitu, gajinya akan jauh lebih meningkat dibanding dengan yang dia dapat di ADO Den Haag saat ini.
(Taufik Fajar)