JAKARTA - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengakui proyek hilirisasi mayoritas di kuasa oleh investor asing. Sedangkan pelaku usaha dalam negeri masih banyak yang bergerak di sektor jasa.
Pada pemaparan realisasi kuartal I 2024, Bahlil menjelaskan total realisasi investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp204,4 triliun, sedangkan realisasi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp197,1 triliun.
Menurutnya tingginya realisasi investasi pada kuartal I yang datang dari asing ini lebih banyak ke sektor manufaktur alias menggarap program hilirisasi yang digagas oleh pemerintah. Investasi yang digelontorkan asing paling banyak ke sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar USD2,7 miliar atau setara Rp43,87 triliun.
Kedua terbesar investasi asing yang digelontorkan dari asing masuk ke sektor pertambangan dengan total investasi sebesar USD1,4 miliar atau setara Rp22,75 triliun, disusul sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar USD1,2 miliar atau setara Rp19,5 triliun, sektor industri kimia dan farmasi USD1,1 miliar atau setara Rp17,87 triliun, dan industri kertas dan percetakan dengan nilai investasi sebesar USD1 miliar atau setara Rp16,25 triliun (kurs:16.250).
"Pada kuartal I 2024, PMA lebih banyak ke manufaktur, sementara PMDN, lebih banyak sektor jasa, jadi memang hilirisasi ini lebih banyak dari PMA," ujar Bahlil dalam konferensi pers di kantornya, Senin (29/4/2024).
Melihat gambaran realisasi investasi pada kuartal I 2024 ini, Bahlil mengakui memang program hilirisasi yang digagas pemerintah masih lebih banyak dimanfaatkan oleh asing. Hal itu disebabkan oleh kurangnya dukungan dari perbankan untuk memberikan pembiayaan ke sektor hilirisasi.
"Kalau dikatakan hilirisasi lebih banyak dimanfaatkan oleh asing, ini PR kita pertama adalah perbankan kita harus mau terbuka memberikan pembiayaan ke hilirisasi," lanjut Bahlil.
Adapun lokasi investasi yang paling digemari oleh Asing pada kuartal I 2024 terdiri dari Provinsi Jawa Barat sebesar USD2,7 miliar atau setara Rp43,87 triliun, Sulawesi Tengah USD 1,7 miliar atau setara Rp27,62 triliun, DKI Jakarta USD1,5 miliar atau setara Rp24,37 triliun, Jawa Timur USD1,1 miliar atau setara Rp17,87 triliun, dan Maluku Utara USD1 miliar atau setara Rp16,25 triliun.
Bahlil mengatakan masuknya Sulawesi Tengah dan Maluku Utara dalam top 5 nilai investasi tertinggi pada Kuartal I 2024 ini merupakan kontribusi dari program hilirisasi untuk komoditas nikel yang dikuasai oleh perusahaan asing.
"Kalau dikatakan hilirisasi lebih banyak dimanfaatkan oleh asing, ini PR kita pertama adalah perbankan kita harus mau terbuka memberikan pembiayaan ke hilirisasi," sambungnya.
Sehingga ditegaskan Bahlil, selama perbankan dalam negeri tidak merespons sebagai opportunity atau kesempatan dari adanya program hilirisasi, maka industri manufaktur di Indonesia akan terus dikuasai asing.
"Selama perbankan tidak merespons sebagai opportunity baru, dia mau konvensional saja, saya pastikan PMA lebih banyak manufaktur," tukasnya.
Bahlil juga memaparkan terdapat 5 negara yang menjadi investor terbesar di Indonesia sepanjang kuartal I 2024. Seperti Singapura dengan total investasi ke Indonesia mencapai USD4,2 miliar setara Rp68,23 triliun, Hong Kong dan China masing-masing membawa uang ke RI sebesar USD1,9 miliar atau setara Rp30,87 triliun.
Selanjutnya Amerika Serikat berinvestasi ke Indonesia sepanjang kuartal I 2024 sebanyak USD1,1 miliar atau sekitar Rp17,87 triliun, sedangkan Jepang membawa investasi USD1 miliar atau sekitar Rp16,24 triliun.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)