JAKARTA - Para generasi muda memberikan dukungan atas seruan untuk menerapkan empat hari kerja dalam seminggu. Berdasarkan survei nasional terbaru dari CNBC/Generation Lab dengan responden 1.033 orang dengan usia 18-34 tahun menemukan bahwa 81% responden menyatakan percaya empat hari kerja dalam seminggu akan meningkatkan produktivitas perusahaan tempat mereka bekerja.
Namun, 19% dari responden menyatakan bahwa empat hari kerja dalam seminggu akan menurunkan produktivitas perusahaan tempat mereka bekerja.
Dikutip dari laman CNBC, Sabtu (11/5/2024), hasil survei dari “Youth & Money in the USA” tersebut yang muncul di tengah diskusi mengenai potensi manfaat peralihan dari standar kerja lima hari dalam seminggu di Amerika Serikat menjadi empat hari kerja dalam seminggu tanpa adanya pengurangan gaji.
Beberapa perusahaan telah mulai melakukan uji coba pengaturan ini dan menyatakan bahwa hal tersebut telah berhasil mengurangi kelelahan para karyawan dan memperkuat kinerja dari bisnis.
Salah satu perusahaan pelatihan yang melatih para atlet papan atas dan pemimpin program kesehatan perusahaan di Amerika Serikat yaitu EXOs melaporkan hasil dari uji coba selama enam bulan pertamanya menerapkan empat hari kerja dalam seminggu. Perusahaan tersebut melaporkan bahwa hari kerja dalam seminggu yang diperpendek menghasilkan peningkatan efisiensi serta pendapatan dan retensi.
Penerapan uji coba empat hari kerja dalam seminggu lainnya juga menunjukkan hasil yang serupa.