JAKARTA - Wall Street bergerak dua arah pada perdagangan Senin (13/5/2024) waktu setempat. Bursa saham AS mixed karena investor mengambil jeda setelah tiga kenaikan mingguan.
Sementara mereka menunggu pembacaan inflasi dan laporan pendapatan utama yang akan dirilis minggu ini sementara survei menunjukkan konsumen khawatir terhadap inflasi.
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 81,33 poin, atau 0,21%, menjadi 39,431.51, S&P 500 (.SPX) kehilangan 1,26 poin, atau 0,02%, menjadi 5,221.42 dan Nasdaq Composite ( .IXIC) memperoleh 47,37 poin, atau 0,29%, menjadi 16.388,24.
Survei Federal Reserve Bank of New York, yang dirilis pada hari Senin, menemukan bahwa orang Amerika memperkirakan inflasi sebesar 3,3% setahun dari sekarang dari 3% di bulan Maret, sementara mereka memperkirakan inflasi tiga tahun dari sekarang sebesar 2,8%. Hal ini menyusul laporan Universitas Michigan pada hari Jumat yang menunjukkan sentimen konsumen AS merosot ke level terendah enam bulan pada bulan Mei karena kekhawatiran rumah tangga terhadap biaya hidup.
Pekan lalu Indeks Komposit Nasdaq dan S&P 500 keduanya mencatatkan kenaikan selama tiga minggu berturut-turut, didorong oleh laporan pendapatan yang kuat dan tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja yang memicu spekulasi satu atau dua penurunan suku bunga Federal Reserve tahun ini.
Namun pada hari Senin, para investor tampak ingin menghindari membuat taruhan besar menjelang data Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan April yang akan dirilis pada hari Rabu. Mereka juga akan bersiap untuk memantau data indeks harga produsen, data penjualan ritel, klaim pengangguran mingguan dan laporan pendapatan dari pengecer besar Home Depot (HD.N) dan Walmart (WMT.N), semuanya akan keluar minggu ini.
"Investor seperti seseorang yang melihat ke luar jendela dan mencoba melihat seperti apa cuaca sebelum memutuskan apa yang akan dikenakan. Hari ini dan besok akan fokus pada laporan inflasi konsumen pada hari Rabu," kata Burns McKinney, manajer portofolio di NFJ Investment Group di Dallas.
"Dalam tiga bulan terakhir, hal ini merupakan satu-satunya penggerak terbesar. Inflasi kali ini sedikit lebih kaku dari perkiraan investor. Setiap kali hal ini terjadi, investor telah meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga."
(Kurniasih Miftakhul Jannah)