"Di mana pertumbuhan ini sudah memperhitungkan pertumbuhan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) di 2024-2025," imbuhnya.
Dia menambahkan, proyeksi konsumsi BBM subsidi di tahun depan juga mempertimbangkan asumsi belum dilakukannya program konversi minyak tanah ke elpiji untuk wilayah Indonesia Timur di 2025.
"Keempat, asumsi yang kami lakukan adalah kami terus pengawasan dan pencatatan subsidi tepat baik untuk Solar, Pertalite, dan juga LPG," tutup Riva.
(Feby Novalius)