JAKARTA - Pemilihan Umum (Pemilu) menciptakan suasana ketidakpastian yang membuat investor dan konsumen cenderung menunda keputusan finansial. Kekhawatiran ada pada potensi perubahan regulasi yang dapat mempengaruhi proyek konstruksi yang sedang berlangsung, berimbas juga pada pasar properti residential, khususnya untuk properti dengan nilai tinggi.
Berdasarkan data Pinhome Indonesia Residential Market Report 2024 Kuartal I, Senin (10/6/2024), minat terhadap rumah mewah (segmen harga rumah di atas 3 miliar rupiah) menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat 38% dibandingkan dengan segmen rumah terjangkau (rumah sederhana hingga rumah menengah).
Pada kota metropolitan seperti DKI Jakarta, Bandung, dan Surabaya, minat terhadap rumah mewah lebih lambat hingga 68% dibandingkan segmen rumah yang lebih terjangkau.
Di tengah adanya ketidakpastian tentang kelanjutan proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur selama periode Pemilihan Umum, minat terhadap pasar properti residensial di wilayah penyangga IKN seperti Samarinda dan Balikpapan tetap ada dan semakin kuat.
Pasar properti residensial di kota-kota penyangga lebih dulu bertumbuh karena infrastruktur yang telah memadai sementara IKN belum menjadi titik perekonomian baru.
Masih terkait dengan pembangunan IKN, selain Kalimantan Timur, pencarian properti residensial untuk Makassar, Sulawesi Selatan, bertumbuh 464% di kuartal satu tahun 2024 dibandingkan kuartal satu tahun 2023. Makassar diharapkan akan mendukung IKN, terutama sebagai pemasok bahan pangan, yang menambah potensi pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.