JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa Kementerian Keuangan terus berkoordinasi dengan Tim Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk mendapatkan gambaran mengenai kebutuhan anggaran kabinet mendatang.
"Mengenai program-program baru, sampai hari ini kami terus berkoordinasi dengan Tim Pak Prabowo untuk bisa mendapatkan gambaran mengenai kebutuhan anggaran maupun mekanisme pelaksanaan program-program tersebut," jelas Menkeu, dikutip dari Antara, Jumat (21/6/2024).
Menurut Sri Mulyani, kebutuhan anggaran kabinet mendatang termasuk program-programnya, akan dibahas secara terpisah dan dijelaskan oleh tim Prabowo Subianto untuk kebutuhan pemerintahan baru nantinya.
Namun, dari sisi RAPBN 2025, kata dia, karena dibahas dan dilakukan persiapan sejak saat ini, maka perhitungan sudah dilakukan.
"Pesannya adalah APBN tetap dijaga secara hati-hati, karena ini adalah instrumen yang sangat-sangat penting bagi pemerintahan siapa saja, ke depan juga. Dan, juga dari sisi sustainabilitas maupun dari sisi komitmen defisit untuk dijaga di level 3 persen, dengan debt to GDP ratio tetap dijaga pada level affordable dan prudent, sehingga bisa menjadi fondasi stabilitas bagi pemerintahan baru," kata dia.
Menurut Sri Mulyani, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan tim Prabowo, agar pihak Prabowo dapat melihat seluruh aspek APBN, yang dikelola transparan, akuntabel dan penuh kehati-hatian.
"Untuk menjadi instrumen yang bisa digunakan secara sustainable bagi pemerintahan baru," tuturnya.
Adapun berdasarkan pembahasan RAPBN 2025 dengan DPR, Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah dan Komisi XI DPR telah menyepakati asumsi-asumsi makro seperti pertumbuhan ekonomi di rentang 5,1–5,5 persen, inflasi 1,5–3,5 persen, nilai tukar Rp15.300–15.900 per dolar AS, dan suku bunga Surat Berharga Negara tahun depan diperkirakan berada pada rentang 6,9–7,2 persen.