Meski begitu, kata Jokowi, Indonesia harus lebih kompetitif, lincah dan taktis untuk bisa bersaing dengan negara-negara lain. Dirinya juga mengingatkan pentingnya memanfaatkan peluang sekecil apapun.
"Oleh karena itu, akuntabilitas dan fleksibilitas harus dijalankan secara seimbang. Kita tidak boleh terbelenggu pada rumusan prosedur yang berorientasi pada proses," kata Jokowi.
Jokowi meminta semua pihak untuk lebih berani fokus pada capaian yang dirasakan manfaatnya oleh rakyat dan yang membawa kemajuan negara ini.
"Walaupun kita tahu deregulasi sudah banyak dilakukan. Walaupun debirokratisasi juga sudah banyak dilakukan. Namun regulasi yang tidak sinkron masih kita temukan. Prosedur birokrasi yang rumit juga masih banyak di dalam praktik di lapangan. Izin diganti pertimbangan, izin diganti rekomendasi. Sama saja, mengurusnya ruwet itu. Baik ini di pusat maupun di daerah," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, praktik prosedur birokrasi rumit mudah disalahkan dalam pemeriksaan dan menjadi sumber ketakutan bagi aparat pemerintah.
"Oleh karena itu saya berharap reformasi struktural yang telah berjalan penting untuk terus dilanjutkan. Lanjutkan sinkronisasi regulasi, lanjutkan penyederhanaan prosedur, agar pemerintah berjalan lebih efektif. Agar pemerintah berjalan lebih efisien, dan berorientasi pada hasil, bukan pada prosedur," tandasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)