Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Konsumsi Makanan Meroket hingga USD8 Triliun, Negara Asean Investasi Besar di Industri Pertanian

Yaser Rafi Pramudya , Jurnalis-Selasa, 13 Agustus 2024 |18:31 WIB
Konsumsi Makanan Meroket hingga USD8 Triliun, Negara Asean Investasi Besar di Industri Pertanian
Investasi di Sektor Pertanian Meningkat di Asean. (Foto: Okezone.com/PUPR)
A
A
A

JAKARTA – Tren investasi teknologi pada industri pertanian di dunia semakin meningkat. Apalagi Asia diperkirakan akan meningkatkan pengeluaran untuk makanan lebih dari dua kali lipat dari USD4 triliun pada 2019 menjadi lebih dari USD8 triliun pada 2030.

Teknologi pertanian pun menjadi solusi untuk memperbaiki cara bertani sehingga menghasilkan hasil panen yang lebih banyak dan berkualitas serta lebih produktif.

“Dalam lanskap yang berkembang pesat di mana kepedulian terhadap keberlanjutan dan ketahanan pangan, yang didukung oleh kemajuan teknologi mengubah sektor agrifood di Asia. Saya mendorong semua pemangku kepentingan agribisnis untuk berpartisipasi untuk berbagi dan menemukan inovasi terobosan dalam teknologi pertanian dan pangan, pertanian berkelanjutan dan regeneratif, protein alternatif, aquaculture, dan banyak lagi,“ kata Direktur Portofolio, Constellar Chen Yuyuan, Selasa (13/8/2024).

Filipina mengalokasikan sekitar USD480 juta untuk pertanian climate-smart dan sistem pangan dari 2022 hingga 2025.

Malaysia mengimplementasikan Rencana Aksi Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional 2021-2025 dan Kebijakan Agrofood Nasional 2021-2030 untuk meningkatkan produksi pangan dengan penerapan teknologi modern dan skala ekonomi.

Kemudian Thailand membuat peta jalan 'Future Food' tahun 2022-2027 untuk mendukung inovasi seperti protein alternatif dan pencetakan makanan 3D. Selanjutnya industri agritech Indonesia diperkirakan akan tumbuh dengan CAGR sebesar 31% antara tahun 2022-2026 dengan masuknya investor asing dan perusahaan rintisan (start-up) serta Farming as a Service (FaaS) yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan.

Singapura meluncurkan Inisiatif 30 x 30 untuk membangun kemampuan dan kapasitas industri agrifood mereka untuk memproduksi 30% kebutuhan nutrisi mereka secara berkelanjutan pada tahun 2030, yang secara signifikan memungkinkan peningkatan pendanaan untuk investasi.

Tren investasi ini mencerminkan komitmen berkelanjutan Asia Tenggara terhadap inovasi teknologi pangan, dengan fokus pada otomatisasi, protein alternatif, pertanian dengan lingkungan yang terkendali, dan dekarbonisasi untuk produksi pangan yang lebih berkelanjutan dan efisien.

Asia Tenggara juga tercatat memungkinkan ekosistem agrifoodtech di kawasan ini untuk tumbuh dengan laju pertumbuhan CAGR yang luar biasa sebesar 54%, melampaui CAGR 13% yang dicatat oleh ekosistem perusahaan start-up global antara tahun 2019 dan 2022.

Agri-Food Tech Expo Asia (AFTEA) pun akan menggelar AFTEA 2024 pada 19-21 November 2024 di Sands Expo & Convention Centre, Singapura, Constellar. Ini akan menjadi ajang pertemuan para stakeholder industri pertanian Indonesia agar dapat bergabung dalam gerakan mengubah industri pertanian dengan teknologi dan inovasi.

Sebagai platform sourcing dan networking utama di Asia untuk industri agrifood dan foodtech, AFTEA 2024 berfokus pada penguatan masa depan keberlanjutan dan keamanan pangan, AFTEA merupakan satu-satunya pameran perdagangan yang mempertemukan teknologi mutakhir, solusi pangan inovatif, dan peluang investasi global dalam satu atap.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement