"Keputusan bisnis ini tidak akan berdampak negatif secara material pada kegiatan operasional, kinerja bisnis dan kondisi keuangan secara menyeluruh," kata Diani.
Di sisi lain, keputusan bisnis ini juga diambil sebagai langkah mempertegas fokus perusahaan dalam memperkuat kegiatan operasional yang dapat memberikan potensi pertumbuhan signifikan secara berkelanjutan.
"Hal ini sejalan dengan komitmen GoTo untuk mendorong pertumbuhan bisnis jangka panjang serta perseroan akan terus berinvestasi dalam hal-hal yang dapat menghasilkan pertumbuhan," terangnya.
Hingga penutupan perdagangan Rabu (4/9/2024), saham GOTO stagnan di level gocap Rp52 per saham. Transaksi jumbo lebih dari Rp800 miliar terjadi di pasar negosiasi, saat nilai perdagangan pasar reguler (net) hanya berkisar Rp51,01 miliar.
(Taufik Fajar)