Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

RI Masih Impor Beras, Gula hingga Gandum Hampir Rp100 Triliun

Atikah Umiyani , Jurnalis-Selasa, 17 September 2024 |14:50 WIB
RI Masih Impor Beras, Gula hingga Gandum Hampir Rp100 Triliun
RI Masih Impor Beras. (foto: Okezone.com/MPI)
A
A
A

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indonesia masih mengimpor gandum dan meslin, gula hingga beras di Agustus 2024. Adapun nilai impornya hampir mencapai Rp100 triliun.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan, impor ketiga komoditas menyumbang 5,07% dari total impor nonmigas Indonesia. Gandum dan meslin sebesar Rp39,2 triliun, gula Rp30 triliun dan beras Rp29 triliun.

"Total impor gandum, dan meslin selama Januari hingga Agustus 2024 mencapai 8,44 juta ton atau senilai USD2,56 miliar (setara Rp39,2 triliun) dan andilnya sebesar 2,01% dari total impor nonmigas di Indonesia," jelas Pudji dalam konferensi pers hari ini, Selasa (17/9/2024).

Adpun negara asal impor terbesar untuk komoditas ini adalah Australia yang menyumbang 2,27 ton senilai USD707,39 juta, kemudian Kanada 1,82 juta ton senilai USD639,71 juta dan terakhir Argentina 1,32 juta ton senilai USD373,56 juta.

Selanjutnya, total impor gula selama Januari sampai dengan Agustus 2024 mencapai 3,28 juta ton atau senilai USD2 miliar (setara Rp30,6 triliun) dengan andil sekitar 1,56% dari total impor nonmigas Indonesia.

Brasil merupakan negara asal impor gula terbesar dengan nilai impor 1,96 juta ton atau USD1,15 miliar, kemudian Thailand 0,89 juta ton senilai USD33,78 juta dan Australia 0,42 juta ton atau senilai USD241,31 juta.

"Berikutnya total impor beras untuk Januari sampai dengan Agustus 2024 mencapai 3,05 juta ton atau senilai USD1,91 miliar (setara Rp29,3 triliun). dan memberikan andil sebesar 1,50% dari total nilai impor nonmigas Indonesia," tutur Pudji.

Negara asal impor beras tertinggi adalah Thailand dengan jumlah 1,13 juta ton atau senilai USD734,78 juta, lalu Vietnam 0,87 juta ton senilai USD542,86 juta dan Pakistan 0,46 juta ton atau senilai USD290,56 juta ton.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement