"Efek dari Badai Francine ini dapat dikatakan menjadi icing on the cake untuk komoditi minyak mentah, yang jika dilihat dari sisi pasokan sendiri, sudah cukup ketat dengan adanya efek konflik Timur Tengah dan penundaan rencana peningkatan output OPEC+," ujarnya.
Menurut dia, situasi tersebut dimanfaatkan secara optimal oleh investor, baik untuk tujuan taking profit maupun hedging, sehingga volume transaksi ikut terdorong meningkat.
Kontrak berjangka minyak mentah di ICDX merupakan bagian dari transaksi multilateral. Selain minyak mentah, ICDX juga telah memfasilitasi kontrak komoditas lainnya, seperti agricultural, oil, currency dan emas.
Bursa komoditi dan derivatif yang berbasis di Indonesia itu berkomitmen untuk terus mengembangkan produk multilateral yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, baik untuk kebutuhan lindung nilai dan mitigasi risiko atas harga komoditas.
Adapun transaksi multilateral pada kontrak minyak mentah di ICDX dalam kurun waktu Januari hingga Agustus 2024 tercatat sebanyak 38.132 lot dengan notion value mencapai Rp574 triliun dengan komposisi kontrak COFRMic, COFU10 dan COFU100.
Di ICDX, terdapat empat produk untuk kontrak berjangka berbasis minyak mentah atau crude oil yaitu kontrak COFU100 dan kontrak COFU10 yang diperdagangkan dengan kuotasi harga dolar AS per barel, juga kontrak COFR dan kontrak COFR Micro yang diperdagangkan dengan kuotasi harga rupiah per barel.
(Taufik Fajar)