Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Sukses Steve Jobs, Pendiri Apple yang Tak Lulus Kuliah

Fitria Azizah Banowati , Jurnalis-Selasa, 08 Oktober 2024 |10:17 WIB
Kisah Sukses Steve Jobs, Pendiri Apple yang Tak Lulus Kuliah
Kisah pendiri Apple Steve Jobs (Foto: The New York Times)
A
A
A

JAKARTA – Kisah sukses Pendiri Apple Steve Jobs yang tak lulus kuliah. Steve Jobs menjadi sosok berpengaruh di dunia Teknologi. Dia pernah mengenyam pendidikan tinggi di Reed College di Portland, Oregon. Namun, hanya bertahan satu semester, Jobs memutuskan keluar.

Sejak kecil, Jobs sudah tertarik pada elektronik, dan meskipun tidak lulus kuliah, dia tetap mengikuti kelas-kelas yang diminatinya, termasuk kaligrafi, yang kemudian dianggapnya berperan dalam pendekatan inovatif Apple terhadap tipografi dan desain.

Apple memulai perjalanan sederhananya di sebuah garasi, cerita yang kini menjadi legenda di Silicon Valley. Pada tahun 1976, Steve Jobs dan Steve Wozniak mendirikan Apple Computer Company, dengan produk pertama mereka, Apple I, berupa papan sirkuit yang dibuat untuk para penggemar yang ingin merakit komputer sendiri.

Kesuksesan besar Apple datang dengan peluncuran Apple II pada 1977, yang membuatnya dikenal luas dan dapat diakses oleh masyarakat umum. Hal ini membantu Apple menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, senilai USD3,448 triliun.

Akan tetapi, pada tahun 1985 Jobs meninggalkan Apple setelah perselisihan dengan CEO John Sculley. Ia pun mendirikan NeXT, perusahaan yang fokus pada pengembangan komputer berkualitas tinggi. Meski mendirikan NeXT pun tidak berjalan mulus, perusahaan tersebut sangat berperan penting dalam masa depan Apple.

Pada tahun 1996, Jobs kembali ke Apple menandai awal dari salah satu comeback terbesar dalam sejarah bisnis. Jobs sukses membuat produk-produk Apple seperti, iMac (1998), iPod (2001), iPhone (2007), dan iPad (2010).

Jobs tidak hanya memiliki kemampuan dalam menciptakan produk yang luar biasa, tetapi juga dedikasinya yang kuat terhadap prinsip-prinsip yang dijalankannya seperti, Kesederhanaan, Desain, dan Integrasi.

"Menjadi orang terkaya di kuburan tidak masalah bagi saya. Tidur di malam hari dengan mengatakan bahwa kita telah melakukan sesuatu yang luar biasa [di Apple], itulah yang penting bagi saya," ucap Jobs, dikutip pada Selasa, (8/10/2024).

Pada tahun 2003, Jobs didiagnosis menderita kanker pankreas yang langka, namun ia tetap memimpin Apple melalui masa inovatif. Meskipun kesehatannya memburuk, Jobs terus berperan penting dalam mengubah berbagai industri seperti komputasi, musik, film, dan telekomunikasi.

Ia meninggal pada tanggal 5 Oktober 2011, meninggalkan warisan yang berdampak besar pada dunia teknologi dan bisnis. Visi Jobs tentang teknologi sebagai alat untuk menyejahterakan kehidupan telah membentuk industri, dari ponsel pintar hingga cara kita mengonsumsi media.

"Orang-orang yang cukup gila untuk berpikir bahwa mereka dapat mengubah dunia adalah orang-orang yang melakukannya." Dia tentu saja salah satu dari orang-orang itu, dan dunia semakin kaya untuk itu,” ucap pendiri Apple, Steve Jobs.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement