Bandara ini dibangun oleh PT Surya Dhoho Investama (SDhI), anak perusahaan dari PT Gudang Garam Tbk yang dimiliki orang terkaya Indonesia Susilo Wonowidjojo. Dalam pengelolaannya melalui skema kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Bandara Dhoho Kediri, dengan total investasi mencapai Rp 13 triliun.
SDhI telah ditunjuk sebagai badan usaha pelaksana oleh Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. SDhI juga menjalin kerja sama operasi (KSO) dengan PT Angkasa Pura Indonesia sebagai operator bandara yang sudah berpengalaman guna memberikan standar pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Soft launching dilakukan pada 5 April 2024, dan hingga kini bandara ini telah melayani lebih dari 20.000 penumpang dan 175 pergerakan pesawat.
Selain peresmian, juga dilakukan groundbreaking dimulainya konstruksi jalan tol akses yang akan menghubungkan Bandara Dhoho (DHX) dengan Kota Kediri. Diharapkan dengan adanya tol akses ini, jalur menuju bandara akan semakin mudah bagi masyarakat.
Bandara Dhoho memiliki landasan pacu sepanjang 3.300 meter dan lebar 45 meter, sehingga mampu menampung pesawat jet wide-body, sehingga bandara ini diharapkan tidak hanya melayani penerbangan domestik tapi juga melayani penerbangan internasional.
Pada tahap awal, terminal penumpang dirancang untuk menampung hingga 1,5 juta penumpang per tahun dan bertahap dikembangkan hingga 10 juta penumpang per tahun.
Bandara ini tidak hanya menjadi simbol kemajuan infrastruktur transportasi, tetapi juga diharapkan dapat membawa dampak signifikan bagi ekonomi dan sosial regional, mendorong pertumbuhan di Kediri dan daerah sekitarnya, termasuk Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Tulungagung, Trenggalek, dan Blitar.
Bandara tersebut juga diharapkan dapat membuka peluang bisnis baru dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja di berbagai sektor seperti transportasi, pariwisata, dan perhotelan, hingga dapat mendukung sektor lain seperti pertanian, peternakan, dan perkebunan.
(Dani Jumadil Akhir)