JAKARTA - Apakah Pertalite bakal dibatasi? Di mana penyaluran subsidi BBM pada Pertalite dinilai masih tidak tepat sasaran karena masih banyaknya kendaraan mewah yang menggunakan bahan bakar tersebut.
Pemerintah memastikan bahwa aturan baru mengenai pengguna BBM bersubsidi belum akan diterapkan. Meskipun sedang mempertimbangkan metode penyaluran subsidi BBM yang lebih tepat sasaran, penerapan kriteria ketat bagi pengguna BBM bersubsidi masih belum direncanakan dalam waktu dekat.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa laporan dari Pertamina mengindikasikan adanya kemungkinan subsidi BBM kurang tepat sasaran. Menanggapi hal ini, Presiden Prabowo memerintahkan Bahlil untuk memimpin Satgas dalam menyusun solusi.
Bahlil pun telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) yang akan fokus mengkaji penyaluran subsidi agar lebih efektif. Pemerintah menilai bahwa anggaran subsidi tahun 2024 yang mencapai Rp435 triliun, termasuk untuk kompensasi dan subsidi, belum sepenuhnya tepat sasaran.
“Bapak Presiden meminta kami membentuk tim, yang dipimpin langsung oleh saya, untuk mengkaji subsidi yang tepat sasaran. Subsidi kita sekarang mencapai Rp435 triliun di tahun 2024, terdiri dari kompensasi dan subsidi. Dari jumlah tersebut, Rp83 triliun dialokasikan untuk LPG,” kata Bahlil usai menghadiri pembahasan Usulan Program Quick Win Kementerian di Bidang Perekonomian, Senin (4/11/2024).
Di sisi lain, Bahlil menegaskan bahwa subsidi BBM idealnya ditujukan untuk masyarakat rendahan, sementara orang yang mampu, termasuk dirinya dan para pejabat tinggi, sebaiknya tidak menggunakkan.
Oleh karena itu, ia menyebutkan bahwa pemerintah tengah merancang kebijakan serta metode yang sesuai untuk melaksanakan program subsidi BBM. Rencananya, pembelian BBM bersubsidi akan memberlakukan batas kuota harian bagi mobil dengan mesin di atas 1.400 cc.
"Nah, ini aturan lagi kita persiapkan. Kemudian selain aturan, metodologi juga, dan harus ada test case," ucap Bahlil .
(Feby Novalius)