Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kunjungan Presiden ke Luar Negeri Buka Banyak Peluang Investasi

Zahra Indah Safira , Jurnalis-Kamis, 28 November 2024 |01:27 WIB
Kunjungan Presiden ke Luar Negeri Buka Banyak Peluang Investasi
Kunjungan Presiden ke luar negeri buka banyak peluang investasi (Foto: Standard Chartered)
A
A
A

JAKARTA - Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris menyoroti bagaimana lanskap investasi di Indonesia yang penuh dengan peluang. Namun memerlukan tindakan segera untuk memanfaatkan peluang-peluang tersebut.

Peluang tersebut bisa dimanfaatkan Indonesia dengan kemitraan atau kerja sama strategis, pendanaan yang kuat, dan penyelarasan kebijakan. Indonesia dapat mencapai visi perubahannya melalui serangkaian diskusi yang diadakan selama kunjungan tersebut, terlihat jelas bahwa Inggris siap menjadi mitra utama dalam upaya tersebut.

Cluster CEO, Indonesia and ASEAN Markets (Australia, Brunei and the Philippines) Standard Chartered Rino ‘Donny’ Donosepoetro mengikuti serangkaian pertemuan tingkat tinggi yang berlangsung saat kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris belum lama ini.

Pada kunjungan tersebut, yang berlansung selama tanggal 20–22 November 2024, telah berlangsung sejumlah diskusi penting yang diantara lain membahas tentang carbon market, peluang investasi dan climate financing.

Dalam Indonesia Investment Forum di London, Donny menggaris bawahi perkembangan sektor-sektor prioritas di Indonesia antara energi terbarukan, kendaraan listrik (EV), dan industri hilir, yang menunjukkan komitmen Indonesia terhadap transformasi ekonomi sekaligus upayanya mencapai target net-zero pada tahun 2060.

Donny juga menyoroti bahwa ambisi ini memang merupakan hal yang mendesak, karena kebutuhan energi negara di Indonesia diproyeksikan akan tumbuh sebesar 42% pada tahun 2030, sehingga diperlukan percepatan peralihan menuju solusi berkelanjutan. Indonesia membutuhkan investasi sebesar USD235 miliar pada tahun 2030 untuk dapat bertransisi ke bauran energi yang lebih bersih.

Sementara itu, industri hilir di Indonesia harus mampu menarik investasi sebesar USD600 miliar untuk mengolah 26 komoditas utama seperti nikel, tembaga, dan timah. Sektor-sektor ini memegang peranan penting untuk masa depan perekonomian Indonesia, namun kerap menemui sejumlah kendala, terutama dalam mendapatkan pendanaan, mendorong penyelarasan kebijakan, dan memastikan pembangunan berkelanjutan.

"Standard Chartered juga ikut mendanai pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar di ASEAN dengan kapasitas 145 MW di Cirata, dan akan berupaya untuk menyelesaikan sejumlah proyek co-financing serupa lainnya pada tahun ini. Setiap upaya dan PUBLIC inisiatif kami merupakan langkah maju dalam upaya bersama kita semua untuk mendukung transisi Indonesia menuju masa depan energi yang lebih berkelanjutan,” tambah Donny.

Secara global, Standard Chartered berkomitmen untuk memobilisasi USD300 miliar dalam bidang keuangan berkelanjutan sampai tahun 2030, dan per bulan September 2023, Standard Chartered telah memobilisasi USD87,2 miliar.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement