Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Nasib Merger BUMN yang Rampung Kuartal I-2025

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Senin, 30 Desember 2024 |05:53 WIB
Nasib Merger BUMN yang Rampung Kuartal I-2025
Nasib merger BUMN yang rampung kuartal I-2025 (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan nasib rencana merger sejumlah perusahaan pelat merah akan ditentukan pada triwulan I 2025. Hal ini seiring dengan target rampungnya kajian yang tengah dilakukan.

Pria yang akrab disapa Tiko itu menjabarkan, kajian yang targetnya bakal rampung triwulan I 2025 itu terkait rencana penggabungan PT Pelindo, PT ASDP Indonesia Ferry, dan PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI), serta rencana Merger sejumlah BUMN Karya.

"Masih dikaji, selesai kajian mungkin kuartal I 2025, kajian dulu, terutama kajian komersial, dan kajian secara hukum," ujar Tiko saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, dikutip Senin (30/12/2024).

1. Merger bertahap

Lebih lanjut, Tiko menjelaskan untuk rencana merger BUMN Karya akan dilakukan secara bertahap. Namun pelaksanaannya setelah keluar hasil kajian yang telah dilakukan. Rencananya untuk tahap pertama yang akan digabung adalah PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Waskita Karya (WSKT).

"Mestinya sudah bisa tahun depan, HK dan Waskita dulu, kalau kajian di triwulan 1, kalau pelaksanaannya sekitar 1 tahun," tambah Tiko.

2. Merger BUMN Karya

Setelah HK dan Waskita rampung, selanjutnya juga dilakukan merger untuk PT Wijaya Karya (WIKA) dengan PT Pembangunan Perumahan (PTPP). Selain itu ada penggabungan PT Brantas Abipraya dengan PT Adhi Karya (ADHI).

"(Selain HK - Waskita) itu ada PTPP dan WIKA, dan Brantas dengan ADHI, kajiannya sama, rampung triwulan 1 2025," tambahnya.

3. Merger Pelni-ASDP

Direktur Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) (Persero) Tri Andayani merespon terkait adanya rencana merger dengan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT Pelabuhan Indonesia (Persero).

Tri Andayani mengaku pihaknya siap untuk mengikuti hasil kajian yang saat ini tengah dilakukan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Targetnya, kajian merger tersebut akan rampung pada kuartal I 2025 mendatang.

"Kita nanti apapun kajian dari pemerintah, pasti kita ikuti, apa pun itu untuk kepentingan masyarakat," ujarnya saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok.

4. Tekan Biaya Logistik

Tri Andayani atau akrab disapa Anda menilai salah satu alasan penggabungan perusahaan pelat merah di sektor maritim ini bertujuan untuk menekan biaya logistik dan mendukung percepatan program Pemerintah.

"Kalau kita membaca salah satunya untuk menekan biaya logistik, kemudian pasti dengan dilihat dari berbagai aspek, termasuk efektivitas, cuman itu akan dikaji lebih lanjut," kata Anda.

"Program holdingisasi itu bukan 1 program yang baru ya, artinya ada holdingisasi di berbagai sektor, kalau dari sisi maritim, itu saya rasa hal yang wajar, pasti tujuannya untuk mendukung program percepatan pemerintah," tambahnya.

5. Daftar perusahaan yang dimerger

Usai merger, Kementerian akan membuat segmentasi berdasarkan fokus bisnis perusahaan. Misalnya, BUMN Karya yang ahli (expertise) di jalan tol, perumahan, pembangunan kilang minyak, dan sektor lainnya.

Beberapa perusahaan negara yang akan digabung seperti, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), PT Nindya Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, atau PTPP.

Dalam skema yang disusun Kementerian BUMN, Waskita Karya akan dilebur ke Hutama Karya, Nindya Karya dan Brantas Abipraya dilebur ke Adhi Karya, lalu Wijaya Karya alias WIKA akan dilebur ke PTPP.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement