Pada tahap awal, BP Danantara akan mengumumkan tujuh BUMN dengan nilai aset jumbo. Perseroan di antaranya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT PLN (Persero).
Lalu, PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID.
Perkiraan, aset kelolaan (AUM) dari tujuh BUMN yang bakal dinaungi BP Dananatara, yakni Bank Mandiri senilai Rp2.174 triliun, BRI sebesar Rp1.965 triliun, dan Rp1.671 triliun dari PLN.
Kemudian, Pertamina Rp1,412 triliun, BNI Rp1,087 triliun, Rp318 triliun berasal dari Telkom, Rp259 triliun dari MIND ID, dan Rp163 triliun dari INA.
Saat ini, BP Danantara belum bisa memberikan pengugasan kepada BUMN karena payung hukum belum diterbitkan Presiden. Selain itu, masih harus menunggu Arah Kepala Negara.
Tak hanya itu, dengan peleburan INA ke BP Danantara menjadikan dana kelolaan atau aset yang dikelola (AUM) berada di angka USD10,8 miliar. Jumlah ini baru tahap awal dan berasal dari INA.
Total aset kelolaan (AUM) yang akan dikelola Danantara USD982 miliar atau setara Rp15.584 triliun
(Taufik Fajar)