JAKARTA – Bulog diminta aktif menyerap gabah petani. Meski saat ini harga gabah di beberapa daerah masih di bawah Harga Pembelian Pemerintah ( HPP ).
Berikut data transaksi gabah kering panen (GKP) di bawah Rp6.500 per Kg seluruh Indonesia pada, Sabtu 25 Januari 2025.
Mengutip data yang diterima Okezone, Minggu (26/1/2025), harga gabah kering panen (GKP) masih di bawah Rp6.500 per kg di seluruh Indonesia. Di Aceh, harga gabah berkisar Rp5.800-Rp6.200 atau rata-rata Rp6.076 per kg. Kemudian di Banten juga harganya Rp5.000, Yogyakarta dikisaran Rp5.100 per kg.
Di Jawa Barat seperti Garut dan Karawang, harga gabah sekira Rp5.000 sampai Rp6.400 atau rata-rata di Rp5.817 per kg. Jawa Tengah juga demikian masih di bawah HPP Rp6.500 atau sekira Rp6.000 per kg.
Sementara di Jawa Tengah, harga gabah berada pada kisaran Rp5.800–6.400, dan di Kabupaten Semarang harganya hanya Rp5.000–5.500.
Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kaliamantan Utara, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara hingga Sulawesi Tenggara juga harganya masih di bawah HPP. Rata-ratanya di Rp5.300 sampai Rp6.400 per kg.
Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Yadi Sofyan Noor mengungkapkan bahwa Bulog belum menjalankan fungsinya sebagai stabilisator. Padahal petani sudah mulai panen saat ini.
"Untuk padi petani itu jual gabah bukan beras. Mestinya pada saat panen yang ada sekarang Bulog sudah aktif menjaga HPP Gabah Kering Panen (GKP). Tapi kami melihatnya Bulog belum bekerja seperti Arah dan keinginan Menko Pangan dan Presiden," katanya kepada Okezone.com .
Dia mencontohkan kejadian di Sumatera Selatan. Saat panen tiba GKP yang dihargai Rp5.500 dari seharusnya Rp6.500 atau sesuai HPP yang baru diterapkan 15 Januari 2025.
Pihaknya tentu mengetahui ada kriteria gabah yang bisa dihargai HPP Rp6.500. Di mana, gabah dan beras yang dibeli sesuai HPP Rp6.500, adalah Gabah Kering Panen di tingkat petani dengan Kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%.
"Rafaksi itu nanti dijadikan dasar dan alasan untuk beli di bawah HPP. Itu yang dimanfaatkan untuk tengkulak dan penggilingan padi. Kalau GKP itu di lapangan sudah umum kadar udara 25% dan kotoran gabah sekitar 5%," ujarnya.
(Taufik Fajar)