Inflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas aneka cabai dan daging ayam ras. Peningkatan inflasi VF dipengaruhi oleh kondisi cuaca dengan curah hujan tinggi di sejumlah sentra produksi utama yang memengaruhi produksi komoditas aneka cabai dan peningkatan biaya input produksi pakan dan bibit untuk komoditas daging ayam ras.
Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 3,07 persen (yoy), meningkat dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 0,12 persen (yoy).
Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan tetap terkendali didukung oleh sinergi erat Bank Indonesia bersama TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah.
Kelompok administered prices mengalami deflasi. Kelompok administered prices pada Januari 2025 mengalami deflasi sebesar 7,38 persen (mtm), menurun dari realisasi bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,03 persen (mtm).
Deflasi kelompok administered prices terutama disumbang oleh komoditas tarif listrik seiring implementasi kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50 persen kepada pelanggan rumah tangga dengan daya terpasang listrik sampai dengan daya 2.200 VA dan normalisasi tarif angkutan pasca periode HBKN Nataru.
Secara tahunan, deflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 6,41 persen (yoy), menurun dari realisasi bulan sebelumnya yang mencatat inflasi sebesar 0,56 persen (yoy).
(Feby Novalius)