JAKARTA – Perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh stabil dengan didukung oleh konsumsi domestik yang kuat dan investasi infrastruktur yang terus berlanjut. Dengan pertumbuhan tersebut, Standard Chartered meyakini masih ada peluang investasi yang menarik.
"Dengan didukung oleh konsumsi domestik yang kuat dan investasi infrastruktur yang terus berlanjut dan sehubungan dengan ini, kami melihat adanya peluang investasi yang menarik bagi mereka yang menggunakan strategi investasi dengan tepat,” papar Cluster CEO, Indonesia & ASEAN Markets, Standard Chartered Donny Donosepoetro, Kamis (20/2/2025).
Standard Chartered Indonesia pun membagikan pengetahuan tentang peluang investasi baik di tingkat global maupun domestik sepanjang tahun 2025. Standard Chartered juga menyampaikan tema–tema kunci dari hasil laporan Standard Chartered Wealth Management Chief Investment Office (CIO) Outlook 2025, yang berjudul “Playing Your Trump Card”.
Standard Chartered juga mengetengahkan lima prinsip dalam berinvestasi, yakni:
• Disiplin - Mendahulukan konsistensi dan rasionalitas
• Diversifikasi - Mencapai kestabilan di dalam portfolio dengan diversifikasi ke kelas – kelas asset yang berbeda, geografi yang tersebar, dan sektor yang luas
• Waktu - Berinvestasi secara jangka panjang lebih baik dibandingkan dengan mencoba menemukan waktu yang terbaik untuk berinvestasi
• Resiko vs. Imbal Hasil – Investor sebaiknya mempertimbangkan keseimbangan antara resiko dan potensi imbal hasil Ketika membuat keputusan – keputusan investasi
• Perlindungan - Melindungi kekayaan anda sama pentingnya dengan mengembangkan kekayaan
CIO memperkirakan bahwa pemangkasan suku bunga akan terus dilakukan oleh sejumlah Bank Sentral besar dan dukungan kebijakan fiskal di berbagai negara akan memberikan dorongan positif bagi perekonomian. Dukungan kebijakan moneter dan fiskal tersebut dapat mendukung pertumbuhan pendapatan korporasi, sehingga dapat berdampak positif untuk pasar ekuitas global. Emas juga diperkirakan akan tetap mengalami peningkatan permintaan dari berbagai Bank Sentral terutama ditengah peningkatan risiko geopolitik.