JAKARTA - Presiden Direktur dan Country Chair Shell Indonesia Ingrid Siburian menjelaskan penambahan zat aditif pada bahan bakar minyak (BBM) tidak akan mengubah nilai Research Octane Number (RON) dari BBM tersebut.
Penegasan ini disampaikan Ingrid saat menjawab pertanyaan dari Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Haryadi terkait isu pencampuran RON BBM yang beredar di masyarakat.
"Kalau dari Shell oktan-nya tetap pak," jawab Ingrid.
"Kalau dari proses kami tidak akan mengubah RON, itu kalau dari Shell," imbuhnya.
Shell mengimpor BBM dasar (base fuel) dengan nilai RON yang sesuai pesanan, dan kemudian menambahkan zat aditif di terminal mereka.
"Jadi produk yang dibawa memang base fuel pak, jadi misalnya kita katakan RON 92 itu memang RON 92 base fuel. Nah itu kemudian kami tambahkan aditif di terminal kami," jelasnya.
Ketika ditanya lebih lanjut apakah mungkin nilai RON bisa naik dengan penambahan zat aditif, misalnya dari RON 90 menjadi RON 92, Ingrid menegaskan zat aditif hanya berfungsi untuk menambahkan nilai tambah, bukan mengubah nilai RON.
"Zat aditif tersebut adalah untuk menambahkan value pak, jadi kan mungkin setiap badan usaha memiliki value keunggulan masing-masing. Jadi itulah tujuan dari zat aditif tersebut pak," ujarnya.
"Kalau menurut sepengetahuan saya pak, seperti tadi saya sampaikan, zat aditif itu adalah untuk menambahkan value bukan untuk mengubah (RON)," tegas Ingrid.
"Kalau dari Shell tidak bisa pak, saya mungkin tidak bisa berbicara untuk badan usaha lain," tambahnya.