Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menkraf Ungkap Peluang Ekonomi Kreatif pada Mahasiswa

Anggie Ariesta , Jurnalis-Jum'at, 07 Maret 2025 |19:31 WIB
Menkraf Ungkap Peluang Ekonomi Kreatif pada Mahasiswa
Menteri Ekraf RI, Teuku Riefky Harsya Ungkap Peluang Ekonomi Kreatif pada Mahasiswa. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf)/Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) memperkuat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia. Kolaborasi bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan memperluas kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional.

Menteri Ekraf RI, Teuku Riefky Harsya mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia sangat signifikan dalam 11 tahun terakhir.

"Fakta dari data BPS sekitar 11 tahun terakhir dari 2013 hingga 2024 bagaimana signifikannya pertumbuhan ekonomi kreatif baik dari jumlah tenaga kerjanya, sumbangannya terhadap PDB dan juga nilai ekspornya," kata Riefky saat ditemui di Auditorium FEB UI, Depok, Jawa Barat, Jumat (7/3/2025).

1. Peningkatan Kualitas SDM

Riefky menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif kedepannya.

"Artinya pertumbuhannya itu luar biasa dan tentu ini tetap harus didukung baik dari kualitas SDM, terutama kerjasama kolaborasi dengan kampus-kampus agar bagaimana tenaga kerja ekonomi kreatif di Indonesia semakin berkualitas," jelasnya.

Selain itu, dia juga menyoroti potensi besar Indonesia di sektor ekonomi kreatif dengan menyebut negara yang sukses dengan budayanya sendiri seperti Korea dan Jepang.

"Seperti yang kita lihat dari bagaimana ekonomi kreatif di Korea, tidak hanya populer Korea tapi juga mendunia, begitu juga Jepang, begitu juga Cina, begitu juga Inggris dan apa namanya negara-negara lain. Tapi sebetulnya sekarang peluangnya itu di Indonesia sangat luar biasa. Kreatifitas anak muda Indonesia luar biasa," kata Riefky.

2. Ekonomi Kreatif

Riefky menegaskan bahwa pembentukan Kemenkraf oleh Presiden Prabowo merupakan bentuk dukungan nyata terhadap perkembangan 17 subsektor ekonomi kreatif di Indonesia.

"Inilah hadirnya kementerian, inilah Presiden Prabowo membentuk sebuah kementerian khusus untuk pertama kali dalam sejarah Indonesia,Kementerian Ekonomi Kreatif, itu untuk mendukung saat ini ada 17 subsektor ekonomi kreatif di Indonesia yang sedang berkembang dengan besar," ungkapnya.

3. Pelajaran Ekonomi dan Bisnis

Sementara itu, Wakil Dekan FEB UI, Arief Wibisono Lubis, menyatakan komitmen FEB UI untuk mendukung perkembangan ekonomi kreatif.

"Di FEB UI, kami tadi juga sudah share dengan Pak Menteri bahwa komitmen dari FEB UI sebagai pusat pembelajaran ekonomi dan bisnis di Indonesia, tentunya memiliki hubungan yang kuat terhadap ekonomi kreatif, banyak sekali kegiatan-kegiatan kami yang juga terkait dengan ekonomi kreatif, beberapa kegiatan kemahasiswaan menunjukkan bahwa memang kegiatan-kegiatan terkait dengan ekonomi kreatif memiliki dampak yang sangat besar," jelas Arief.

 

Arief menambahkan bahwa FEB UI juga aktif dalam kegiatan penelitian yang memberikan masukan kepada Kemenkraf. Kolaborasi antara Kemenkraf dan FEB UI diharapkan dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam mengembangkan ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

"Di kami juga ada berbagai macam kegiatan penelitian, baik yang dilakukan oleh dosen-dosen kami dan juga dilakukan oleh lembaga-lembaga yang memberikan policy recommendation dan juga masukan-masukan kepada Kementerian Ekonomi Kreatif dan Badan Ekonomi Kreatif," jelasnya.

Staf Khusus Menko Infrastruktur & Pembangunan Kewilayahan Herzaky Mahendra Putra juga turut hadir mendampingi Menteri Ekraf RI, Teuku Riefky Harsya dalam Talkshow Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dengan Tema "Bagaimana Digital Resilience Menjadi Katalisator Inovasi dalam Ekonomi Kreatif untuk Masa Depan Bangsa di Kancah Global" ini.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement