JAKARTA - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia meningkat pada Januari 2025, menurut data Bank Indonesia (BI). Per Januari 2025, posisi ULN Indonesia tercatat sebesar USD427,5 miliar, atau Rp6.980 triliun, dengan kurs Rp16.329, naik 5,1% dibandingkan dengan posisi ULN Desember 2024 yang tumbuh 4,2% (yoy).
"Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh ULN sektor publik, baik pemerintah maupun bank sentral." Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso pasa Senin (17/3/2025).
Menurut Ramdan, penyebab ULN meningkat, meskipun masih dikontrol. Posisi ULN pemerintah pada Januari 2025 sebesar USD204,8 miliar, atau pertumbuhan sebesar 5,3% (yoy), dibandingkan dengan pertumbuhan 3,3% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional, bersama dengan tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, memengaruhi perkembangan ULN.
Alokasi ULN, salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terus dikelola dengan hati-hati dan efektif, terus diarahkan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah. ULN pemerintah terus dialokasikan dalam batas aman dan terkendali dan ditujukan untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi, antara lain pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,6% dari ULN pemerintah); Administrasi
Posisi ULN pemerintah tetap stabil karena hampir seluruhnya memiliki tenor jangka panjang, yang mencapai 99,9% dari semua ULN pemerintah.
2. ULN Swasta
Sementara itu, ULN swasta menurun. Posisi ULN swasta tercatat sebesar USD194,4 miliar pada Januari 2025, atau kontraksi pertumbuhan yang sama dengan bulan sebelumnya sebesar 1,7% (yoy). Secara tahunan, ULN swasta meningkat sebesar 2,2% (yoy), lebih tinggi dari 0,6% (yoy) pada kuartal III 2024.
Perkembangan ULN lembaga keuangan (financial corporations) didorong oleh kontraksi sebesar 2,3% (yoy), lebih dalam dari 1,0% (yoy) bulan sebelumnya. Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; dan Pertambangan dan Penggalian membentuk ULN swasta terbesar, dengan pangsa 79,4% dari total ULN swasta. ULN jangka panjang masih menjadi yang terbesar, dengan pangsa 76,6% dari total ULN swasta.
Struktur ULN Indonesia tetap stabil karena prinsip kehati-hatian digunakan dalam pengelolaannya. Hal ini ditunjukkan oleh rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terus meningkat menjadi 30,3% pada Januari 2025 dari 30,5% pada Desember 2024. ULN jangka panjang juga mendominasi total ULN dengan pangsa 84,%.
Bank Indonesia dan pemerintah akan terus bekerja sama untuk memantau perkembangan ULN untuk menjaga strukturnya tetap stabil. Selain itu, peran ULN akan terus dioptimalkan untuk mendukung pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Hal ini dilakukan agar mengurangi risiko yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)