Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) sendiri sudah berkoordinasi dengan pelaku industri nasional ihwal isu tersebut. Otoritas meminta agar pelaku usaha lebih proaktif dan membuka kesempatan bagi sarjana yang masih menganggur.
“Kita ingin kawasan-kawasan industri juga lebih proaktif, lebih proaktif untuk membuka kesempatan, karena mereka yang paling tahu kebutuhannya apa,” ucap Yassierli.
“Mereka bisa langsung connect dengan SMK, dengan politeknik, kemudian membuat pelatihan-pelatihan, nanti kerja sama, itu yang menurut saya juga penting. Dan terakhir sebenarnya yang jadi PR banyak negara itu adalah kita belum punya blueprint, master plan future jobs itu seperti apa. Nanti kita akan butuh digital talent sekian dengan kompetensi aksi. Ini kami sedang susun juga,” lanjut dia
(Kurniasih Miftakhul Jannah)