Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Fakta-Fakta LG Batal Investasi Baterai Rp164 Triliun di Indonesia, Ternyata Didepak

Rahma Anhar , Jurnalis-Kamis, 24 April 2025 |13:04 WIB
Fakta-Fakta LG Batal Investasi Baterai Rp164 Triliun di Indonesia, Ternyata Didepak
Fakta-Fakta LG Batal Investasi di Indonesia (Foto: Rosan/Okezone)
A
A
A


1. LG Bukan Mundur tapi Dikeluarkan

Banyak yang beranggapan bahwa LG dengan sukarela menarik diri dari pengembangan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Namun, kenyataannya, keputusan tersebut diambil oleh pemerintah Indonesia. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menjelaskan bahwa penghentian kolaborasi ini ditujukan untuk memperlancar dan mempercepat proyek yang ada.

"Sebetulnya untuk lebih tepatnya, dari kami (pemerintah RI) yang memutus (LG). Karena kita ingin semua ini berjalan dengan baik, dengan cepat," jelas Rosan dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Rabu (23/4/2025).

Surat yang menyatakan penghentian kerja sama sudah dikeluarkan oleh Kementerian ESDM pada 31 Januari 2025 dan langsung dikirim kepada CEO LG Chem dan LG Energy Solution, setelah proses negosiasi yang berlangsung selama lima tahun.

Meskipun dihilangkan dari proyek besar ini, LG tetap berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia di bidang lainnya. Rosan memastikan bahwa LG masih melanjutkan partisipasi mereka melalui investasi dalam salah satu joint venture (JV) dalam ekosistem baterai, yang merupakan JV ke-4 dengan total investasi sebesar USD1,1 miliar.

2. Huayou Gantikan LG

Sebagai pengganti LG, pemerintah memilih perusahaan dari China, Huayou. Perusahaan ini sebelumnya sudah berinvestasi di Indonesia di sektor pengolahan nikel dan dianggap memiliki kemampuan serta pemahaman terhadap arah hilirisasi industri nasional.

"Memang dari Huayou itu memang berminat untuk berinvestasi karena mereka teknologinya juga sudah ada," ungkap Rosan.

Kini, Huayou ditunjuk untuk menggantikan posisi LG dalam konsorsium proyek baterai EV dan akan memimpin proyek tersebut. Selain mempunyai teknologi yang siap digunakan, Huayou juga dianggap paham akan kebutuhan dan strategi dalam industri kendaraan listrik di Indonesia.

"Mereka saat ini menjadi pemimpin konsorsium (proyek baterai)," kata Rosan.

Meskipun LG telah keluar dari proyek ini, kehadiran Huayou menandakan bahwa ketertarikan investor asing terhadap ekosistem kendaraan listrik di Indonesia masih sangat tinggi. Pemerintah terus berupaya untuk merangsang pengembangan industri EV secara menyeluruh, dari awal hingga akhir, untuk mendukung perubahan energi nasional.

Inisiatif ini sejalan dengan aspirasi besar Indonesia untuk menjadi aktor utama dalam rantai pasokan global kendaraan listrik, terutama dengan keberadaan sumber daya mineral yang melimpah seperti nikel, yang merupakan bahan utama dalam baterai EV.

Dengan adanya regulasi yang fleksibel, insentif pajak yang menarik, dan komitmen yang kuat dari berbagai pihak, Indonesia tetap optimis dalam menarik mitra strategis baru yang siap berkolaborasi untuk membangun masa depan industri ramah lingkungan.



(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement