"Jangan mengambil keputusan hanya keputusan yang memuaskan manajemen. Kedua juga mereka selalu menggaungkan bahwa driver itu mitra. Nah harus pahamin mitra, definisi mitra itu adalah saling menguntungkan. Bukan malah yang satu untung yang satu rugi. Nah itu kan menurut saya ya tidak baik ya," tambahnya.
Wamenaker yang akrab disapa Noel itu juga menyebut bahwa Kementeriannya berencana turun tangan dan memfasilitasi mediasi antara para mitra pengemudi dan aplikator. Tujuannya adalah agar kebijakan perusahaan platform digital tidak justru merugikan para driver.
"Kita akan melakukan mediasi ya untuk kawan-kawan ojek online ini. Agar jangan sampai mereka hak-hak mereka yang harus mereka dapatkan malah mereka tambah susah tuh dengan kebijakan-kebijakan atau program-program yang ada di aplikator. Misalnya paket hemat kan tentu kawan-kawan itu ngapain paket hemat gitu loh,” jelasnya.
Wamenaker Noel juga memberi sinyal bahwa sikapnya terhadap pihak aplikator bisa menjadi lebih keras bila tidak ada perubahan signifikan dari sisi perlindungan terhadap pekerja. Menurutnya, bukan tidak mungkin jika praktik ini terus dilakukan maka ia akan melihat aplikator sebagai sebuah ancaman.
“Saya ini baru berpandangan seperti ini ya terhadap para platform digital. Mungkin 2 atau 3 bulan ke depan pandangan saya terhadap platform digital akan lebih ekstrim. Jadi saya sampaikan ke kawan-kawan platform digital jangan main-main. Saya ini Wamen basisnya adalah basis politik. Jadi pendekatan saya baru soal regulasi dulu. Saya belum menyampaikan bahwa platform digital ini sebuah ancaman nyata buat bangsa ini,” pungkasnya.
(Taufik Fajar)