Ketika tim sales dan support bekerja dalam silo, potensi miskomunikasi dan duplikasi kerja meningkat. Hal ini tak hanya memperlambat proses bisnis, tapi juga menciptakan pengalaman pelanggan yang tidak konsisten—sesuatu yang bisa merusak kepercayaan dalam jangka panjang.
Di tengah tekanan tarif AS, depresiasi rupiah, dan lonjakan biaya impor, perusahaan kini dituntut melakukan efisiensi. Namun efisiensi tidak cukup jika mengorbankan pengalaman pelanggan. Maka dari itu, adopsi teknologi berbasis AI menjadi sangat relevan karena mampu meningkatkan personalisasi, mempercepat respon, dan memperkuat retensi pelanggan dengan biaya lebih terukur. Pasar CRM di Indonesia sendiri diperkirakan akan tumbuh dari USD1,47 miliar di 2025 menjadi USD1,91 miliar pada 2030, seiring dengan digitalisasi bisnis yang makin merata.
Di tengah tekanan tersebut, kebutuhan akan solusi yang tidak hanya efisien namun juga menyeluruh dan adaptif menjadi semakin penting. Perusahaan tak lagi cukup mengandalkan tools terpisah yang hanya menyelesaikan sebagian kecil dari perjalanan pelanggan. Dibutuhkan platform yang mampu menghubungkan seluruh proses, dari pemasaran, penjualan, hingga layanan, dalam satu ekosistem terpadu.
Mekari Qontak pun berevolusi dari platform CRM dan Omnichannel menjadi Intelligent Customer Platform. Pendekatan ini dirancang untuk mendukung pertumbuhan produktif bisnis di tengah tekanan biaya dan meningkatnya ekspektasi pelanggan, dengan menghadirkan solusi berbasis AI yang menyeluruh, mulai dari akuisisi hingga retensi pelanggan
“Dulu kami hanya gunakan omnichannel dari Mekari Qontak untuk menangani inquiry pelanggan. Sekarang, kami juga memanfiaatkan CRM-nya untuk pelaporan internal sesuai regulasi. Koordinasi antar tim jadi lebih cepat dan komplain bisa langsung terdistribusi ke tim terkait. Lebih efiisien dan interaktifi,ˮ ujar Marketing Analyst and Strategist di IDS Medical Systems, perusahaan penyedia solusi alat kesehatan end-to-end Faradila Utami.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)