JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto telah menghadiri pertemuan bersama pengurus Badan Pengelola Investasi Daya Aganata Nusantara (BPI Danantara) hingga jajaran Direksi BUMN. Acara Town Hall Meeting Danantara itu digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat.
Berikut fakta-fakta terbaru Danantara hingga Prabowo tegur Direksi BUMN yang dirangkum Okezone, Sabtu (3/5/2025).
Namun pertemuan ini digelar secara tertutup karena banyak masukan yang diberikan Prabowo kepada bos-bos BUMN. Menurutnya, teguran tersebut kurang elok bila disampaikan kepada direksi di hadapan wartawan.
“Ya, tertutup karena saya banyak menegur juga direksi-direksi,” kata Prabowo kepada wartawan di JCC Senayan, Jakarta Pusat.
Kepala Negara meminta agar manajemen BUMN untuk mengevaluasi kinerja para direksi. Ia menegaskan jika direksi yang bermalas-malasan dan menyalahgunakan kewenangan harus diganti.
“Saya serahkan kepada manajemen untuk mengevaluasi semua direksi, dievaluasi kinerjanya. Dan wataknya, akhlaknya, dan prestasinya,” ujar dia.
“Kalau dia tidak berprestasi, kalau dia malas-malasan, kalau dia lakukan praktek-praktek yang enggak bener, menyalahgunakan kewenangan, menyalahgunakan fasilitas, saya minta diganti,” sambung dia.
Prabowo Subianto menegaskan bahwa BPI Danantara harus dikelola dengan baik. Ia meminta seluruh jajaran Danantara hingga direksi BUMN meninggalkan praktik penyelewengan.
“Saya minta atas nama bangsa dan rakyat, saya minta semua direksi berbuat yang terbaik, tinggalkan praktek-praktek zaman dulu mungkin yang kurang efisien, atau ada praktek-praktek yang enggak bener harus ditinggalkan,” kata Prabowo.
Kepada awak media, Prabowo mengungkapkan kekayaan Danantara Indonesia akan tembus USD 1 triliun atau setara dengan Rp16,85 ribu triliun.
“Kita hitung aset-aset kita ternyata kita kaya, mungkin sebentar lagi kekayaan Danantara akan tembus USD 1 triliun,” kata Prabowo.
CEO BPI Danantara Rosan Roeslani mengatakan aset negara dibawah Kementerian Sekretaris Negara seperti GBK juga akan ikut diambil alih. Rosan mengatakan hal ini bertujuan agar GBK sebagai aset negara bisa dikelola dengan lebih produktif dan bisa menghasilkan nilai tambah bagi pendapatan negara.
"Kemudian disampaikan juga, akan dimasukan aset lain (ke Danantara). Itu adalah yang kita ada disini, GBK, yang ada di Kemensetneg, akan dimasukan ke dalam Danantara," kata Rosan.
Rosan mengatakan nantinya Danantara akan melakukan perencanaan terkait upaya pengembangan GBK agar menjadi aset yang produktif dan bisa menghasilkan return of investment sesuai dengan yang ditargetkan oleh Pemerintah.
"Nanti akan dilakukan perencanaan yang matang agar ini menjadi aset yang produktif, aset yang bisa menghasilkan baik dari return of asset, return of investment, sesuai dengan parameter atau kriteria benchmarking. Jadi yang tadinya berada di Setneg, akan berada dibawah Danantara," sambungnya.
Pada kesempatan itu, Rosan melaporkan per 21 Maret 2025 total BUMN yang telah bergabung dengan Danantara sebanyak 844 perusahaan. Perusahaan ini termasuk induk usaha, anak usaha, hingga cucu perusahaan BUMN yang bergabung dengan Danantara.
Adapun total aset dari total yang bergabung dengan Danantara itu diperkirakan tembus USD900 miliar atau setara Rp14.000 triliun. Jumlah tersebut ditargetkan akan bertambah seiring dengan mengambil alih aset negara yang berada di bawah Kementerian Sekretaris Negara, seperti GBK.
"Kemudian akan dimasukan aset lain, itu ada GBK yang ada di Mensesneg, yang nilainya 8 tahun lalu itu USD25 miliar," pungkas Rosan.
(Taufik Fajar)