“Sebab itu, kami bersama-sama komunitas ojol lain hentikan eksploitasi dan komersialisasi ojol oleh elite politik tertentu dan kelompok buruh. Kemnaker juga harus bertanggung jawab atas dampak BHR yang semakin mencekik leher para mitra driver, karena program-program dari aplikator," sambungnya.
Di sisi lain, para mitra driver juga mendesak pemerintah agar segera memanggil pihak Grab untuk menghapus program Grab Hemat. Program ini dinilai merugikan seluruh mitra, baik yang sebelumnya mendapatkan BHR maupun yang tidak.
“Dampaknya besar [Grab Hemat]. Komisi 20% tetap, tapi sekarang ada potongan tambahan per order jika ikut program Grab Hemat, antara Rp3.000–Rp20.000. Kalau tidak ikut Grab Hemat, tidak dapat orderan. Ini yang menyakitkan teman-teman di lapangan,” lanjut Mohammad.
(Feby Novalius)