3. Pendapatan Ojol Bisa Berdampak
Sebelumnya, Koalisi Ojol Nasional (KON) juga tegas menolak rumor merger Grab-GoTo karena berpotensi mempengaruhi pendapatan para pengemudi ojol.
“Bagi para pengemudi ojek online (ojol) dan mitra penjual, merger ini bisa memberikan dampak yang beragam. Ada kekhawatiran bahwa kebijakan baru perusahaan hasil merger ini akan mempengaruhi pendapatan mereka,” ungkap Ketua Presidium KON Andi Kristiyanto.
Nada perlawanan yang sama juga disampaikan oleh komunitas pengemudi ojol yang tergabung dalam Driver Online Bersatu Bergerak (Dobrak).
“Sudah terindikasi ada langkah sistematis untuk menguasai bisnis digital oleh kapital asing. Bukan lagi dengan senjata, tapi dengan modal, algoritma, dan dominasi platform. Pemerintah harus hadir dan bersikap tegas, menutup semua celah yang memungkinkan pihak asing menguasai objek vital dan tulang punggung ekonomi digital nasional,” kata Eeng, Koordinator Dobrak.
Komunitas ojol yang tergabung dalam Mitra Gacor Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) juga mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Prabowo.
“Kami bukan robot yang bisa dibuang. Kalau sistem berubah jadi karyawan, maka banyak dari kami akan tersingkir karena tidak memenuhi kriteria,” ujar Ketua Pangkalan Mitra Gacor Palangka Raya Gandy Setiawan.
“Ini bukan sekadar bisnis, ini soal nasib jutaan rakyat. Kami menyerukan kepada Presiden Prabowo Subianto, kepada Menteri Perhubungan, dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), untuk menghentikan merger ini demi masa depan yang lebih adil untuk semua. Kami juga mengajak seluruh driver Indonesia untuk bersatu, menyuarakan penolakan, dan menjaga martabat kerja kita dari kepentingan kapitalsi asing,” ucapnya.
(Dani Jumadil Akhir)