Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

AS dan China Sepakat Pangkas Tarif Impor, Apa Dampaknya ke Perdagangan Global?

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Selasa, 13 Mei 2025 |11:28 WIB
AS dan China Sepakat Pangkas Tarif Impor, Apa Dampaknya ke Perdagangan Global?
AS dan China Sepakat Pangkas Tarif Impor, Apa Dampaknya ke Perdagangan Global? (Foto: China Daily)
A
A
A

3. Perundingan Dagang yang Produktif dan Mendalam

Sebelumnya, baik AS maupun China menyatakan terdapat kemajuan dalam perundingan dagang di Swiss.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent menggambarkan pembicaraan intensif kedua negara sebagai produktif dan konstruktif, sementara Wakil Perdana Menteri China He Lifeng mengatakan bahwa pembicaraan itu "mendalam" dan terus terang.

Gedung Putih menyebut pertemuan bilateral sebagai kesepakatan dagang tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Pernyataan bersama dengan detail lengkap diperkirakan akan dirilis pada Senin (12/05) waktu setempat. Bessent dan He terlibat dalam diskusi tertutup yang bersifat rahasia sepanjang akhir pekan.

Pertemuan tatap muka ini merupakan yang pertama antara AS dan China sejak kedua negara terlibat perang tarif yang intens.

4. Kurangi Defisit Perdagangan

Setelah perundingan di Jenewa dirampungkan, Duta Besar Jamieson Greer selaku perwakilan dagang AS, mengatakan bahwa "kesepakatan yang kami capai dengan mitra-mitra China kami" akan membantu mengurangi defisit perdagangan AS sebesar USD1,2 triliun (sekitar Rp19,9 kuadriliun).

Bessent menyatakan bahwa AS dan China telah membuat "kemajuan substansial" dalam meredakan perang dagang.

Terpisah, Wakil Perdana Menteri China He Lifeng mengatakan perundingan tersebut "sangat penting bagi kedua negara dan memiliki dampak signifikan pada stabilitas dan perkembangan ekonomi global".

He menambahkan bahwa kedua pihak telah mencapai serangkaian kesepakatan. Selain itu, AS dan China juga sepakat untuk membentuk mekanisme konsultasi ekonomi dan perdagangan.

Ngozi Okonjo-Iweala, inspektur jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), menyebut perundingan AS-China sebagai langkah maju yang signifikan.

Dia mendesak kedua negara untuk memanfaatkan momentum ini.

Pada Senin (12/05), saham-saham di China daratan dan Hong Kong naik sementara pasar saham AS juga diperkirakan akan dibuka lebih tinggi ketika perdagangan dibuka. Mata uang China, yuan, menguat terhadap dolar AS.

Frank Lavin, mantan wakil menteri perdagangan internasional di Departemen Perdagangan AS, memperkirakan kedua negara akan memangkas tarif.

Namun, Lavin mengatakan kepada program BBC Business Today bahwa besaran tarif akan tetap jauh di atas norma historis.

Sementara Andrew Wilson, wakil sekretaris jenderal Kamar Dagang Internasional, mengatakan tingkat tarif saat ini perlu dikurangi secara substansial.

Walaupun hasil perundingan dagang AS-China pada akhir pekan terkesan sangat positif, Wilson menekankan tarif akan tetap sangat mengganggu arus perdagangan internasional jika tetap berada di atas 20%.

"Saya rasa kita perlu menetapkan 30% sebagai patokan, idealnya menuju ke 20%," ujarnya.

Sebelumnya, Deborah Elms, kepala kebijakan perdagangan di Hinrich Foundation, menyangsikan perundingan di Jenewa akan benar-benar mengatasi persoalan tarif timbal balik.

"Saya rasa yang paling mungkin terjadi adalah kesepakatan antara kedua pihak terus bernegosiasi," katanya pada program BBC Newsday.

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement