Shelvy menambahkan bahwa transformasi digital ASDP tidak hanya berhenti pada front-end layanan. “Saat ini, lebih dari 70% proses operasional ASDP telah terdigitalisasi. Mulai dari pemesanan tiket, check-in, hingga pengelolaan data arus kendaraan dan penumpang secara real-time. Ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat, serta meminimalisir antrean panjang di pelabuhan,” jelasnya.
Sebagai bagian dari ekosistem digital, Ferizy juga telah terintegrasi dengan berbagai sistem pembayaran elektronik, termasuk e-wallet, virtual account, dan QRIS. Proses pembelian tiket kini hanya memerlukan waktu kurang dari 5 menit
ASDP terus mengimbau masyarakat untuk melakukan reservasi tiket sejak jauh hari sebelum keberangkatan, serta menghindari pembelian melalui calo. “Tiket Ferizy hanya bisa dibeli secara resmi melalui kanal digital yang telah kami sediakan. Data diri juga harus diisi dengan akurat, karena ini terkait erat dengan aspek keamanan, kenyamanan, dan kelancaran proses verifikasi di lapangan,” kata Shelvy.
Penerapan teknologi digital juga membawa dampak positif terhadap efisiensi operasional dan pengawasan distribusi layanan. ASDP mencatat penurunan signifikan dalam transaksi offline dan pembelian di tempat, serta peningkatan pada ketepatan data logistik. ASDP saat ini mengoperasikan lebih dari 226 unit kapal, 304 lintasan, dan 27 cabang di seluruh Indonesia, termasuk di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
(Dani Jumadil Akhir)