Langkah-langkah tersebut diharapkan akan membantu terciptanya momentum baru bagi kerja sama perdagangan dan investasi yang lebih mendalam, khususnya dengan mitra utama seperti Thailand.
Hubungan ekonomi antara Indonesia dan Thailand menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 2024, ekspor Indonesia ke Thailand mencapai sekitar USD7,7 miliar dengan komoditas utama seperti batu bara, suku cadang otomotif, dan baja.
Sementara itu, impor dari Thailand mencapai USD9,7 miliar yang didominasi oleh produk seperti beras, tebu, suku cadang otomotif, dan mesin-mesin.
Data tersebut menunjukkan hubungan ekonomi yang saling melengkapi serta komitmen bersama untuk mencapai kemakmuran.
Investasi Thailand di Indonesia juga mengalami peningkatan signifikan.
Dalam periode tahun 2020-2024, investasi Thailand mencapai USD1,06 miliar pada sekitar 1.800 proyek di berbagai sektor yang mencakup mineral non-logam, pertanian, perkebunan, karet, plastik, energi, pergudangan, hingga layanan logistik.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyoroti kekuatan fundamental ekonomi ASEAN. Di tahun 2024, ASEAN mencatat tingkat pertumbuhan sebesar 4,8% yang didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi pada sektor-sektor unggulan seperti kendaraan listrik, pusat data, dan semikonduktor.
Total perdagangan barang ASEAN meningkat sekitar 8,9% mencapai USD3.841 miliar, sementara arus masuk investasi asing langsung (FDI) mencapai USD234 miliar.
Sektor pariwisata ASEAN juga mengalami ekspansi yang signifikan pada tahun 2024, dengan perkiraan 126,5 juta kedatangan wisatawan mancanegara.
Memasuki tahun 2025, ekspansi ekonomi ASEAN diperkirakan tumbuh 4,7%, di tengah adanya risiko eksternal, termasuk ketidakpastian kebijakan perdagangan AS.