JAKARTA – Menteri Pertanian Jepang Taku Eto secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya imbas krisis beras dan ketidakpuasan publik terhadap penanganan pemerintah atas lonjakan harga beras.
Jepang saat ini menghadapi krisis beras dan peningkatan harga beras imbas gelombang panas ekstrem yang merusak panen. Untuk kemasan 5 kilogram, rata-rata harga beras di supermarket mencapai 4.268 yen atau sekitar Rp484 ribu.
Di tengah situasi tersebut, Menteri Taku Eto bergurau soal ”tidak pernah membeli beras” yang dianggap tidak peka dan menyulut ketidakpuasan publik terhadap pemerintahan Perdana Menteri Shigeru Ishiba. Survei opini Kyodo News menunjukkan tingkat dukungan terhadap PM Ishiba turun ke titik terendah yaitu hanya 27,4%. Hampir sembilan dari sepuluh responden menyatakan tidak puas terhadap penanganan pemerintah atas lonjakan harga beras.
PM Ishiba akhirnya menerima surat pengunduran diri Eto dan menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat. Sebagai langkah cepat, PM Ishiba segera menunjuk Shinjiro Koizumi untuk menggantikan posisi Eto.
"Tugas Menteri Pertanian saat ini adalah untuk mencari dan memberikan solusi di tengah lonjakan harga beras. Saya berharap dia menawarkan solusi-solusi. Saya meminta maaf kepada rakyat Jepang karena adalah tanggung jawab saya yang menunjuknya (sebagai menteri),” kata PM Ishiba seperti dikutip dari AFP, Kamis (22/5/2025).
Fenomena ini menunjukkan bahwa pangan adalah isu strategis yang menyentuh langsung kehidupan rakyat. Di tengah tantangan pangan global, masyarakat menaruh harapan besar pada pemerintah untuk hadir, bersikap, dan memberikan solusi yang konkret.