Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bangun Tanggul Laut Raksasa Rp123 Triliun, Hanya untuk Lindungi Jakarta agar Tak Tenggelam

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Rabu, 11 Juni 2025 |16:43 WIB
Bangun Tanggul Laut Raksasa Rp123 Triliun, Hanya untuk Lindungi Jakarta agar Tak Tenggelam
Bangun Tanggul Laut Raksasa Rp123 Triliun, Hanya untuk Lindungi Jakarta agar Tak Tenggelam (Foto: Kementerian PU)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan, proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall membutuhkan anggaran Rp123 triliun.

AHY menjelaskan, kebutuhan pembiayaan itu hanya untuk kebutuhan pembangunan melindungi Jakarta dari banjir rob. Sebab proyek giant sea wall sendiri memiliki ongkos konstruksi yang tidak murah karena dibangun dilepas pantai.

"Kalau ditanya berapa, kurang lebih studi yang pernah kami lakukan di waktu sebelumnya adalah kurang lebih Rp123 triliun. Itu hanya untuk wilayah Jakarta, kurang lebih 41 km," ujarnya dalam acara International Conference on Infrastructure (ICI) di JCC Senayan, Rabu (11/6/2025).

Lebih lanjut, AHY menjelaskan terancamnya wilayah pesisir akibat banjir rob sendiri disebabkan oleh peningkatan muka air laut yang bersamaan dengan menurunnya muka tanah di pesisir pulau Jawa. Peningkatan muka air laut terjadi akibat perubahan iklim hingga meningkatnya aktivitas industri di laut.

Sedangkan penurunan muka tanah sendiri terjadi akibat penggunaan air tanah oleh masyarakat yang semakin masif. Belum lagi pertumbuhan industri-industri di darat juga turut berkontribusi menurunnya permukaan tanah.

AHY menjelaskan, di tengah proyeksi kebutuhan anggaran yang besar untuk mewujudkan proyek tanggul laut, Pemerintah sambil mencoba mengatasi persoalan di sisi hulu.

"Namun yang perlu dipahami adalah menyelesaikan masalah land subsidence termasuk juga banjir rob, permukaan air laut yang makin tinggi, Itu bukan hanya berbicara pertahanan pantai. Itu satu hal penting," kata AHY.

 

AHY mengatakan, ke depannya Pemerintah akan mengetatkan penggunaan air tanah. Bahkan bakal ada larangan penggunaan air tanah. Suplai air rumah tangga akan dipenuhi melalui SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum. Saat ini infrastruktur penyediaan air tersebut tengah dikebut oleh pemerintah agar masyarakat tidak lagi menggunakan air tanah.

"Jadi hulu ke hilir ini harus kita bereskan, harus ada sentuhan infrastruktur dasar, infrastruktur yang bisa meningkatkan kapasitas tampungan air hujan. Misalnya, untuk normalisasi sungai, embung-embung yang bisa mencegah terjadinya banjir kiriman dari wilayah hulu," kata AHY.

"Selain itu kita juga air bersih, supply air bersih ini juga harus diperkuat untuk mencegah memburuknya land subsidence, penurunan permukaan tanah dan sekali lagi ini membutuhkan dukungan infrastruktur," pungkasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement