Sri Mulyani merinci, dari 40% anggaran yang bisa dipenuhi pemerintah, 23% di antaranya atau USD143,84 miliar berasal dari pemerintah pusat.
Kemudian 17% lainnya berasal dari pemerintah daerah dengan nominal USD106,31 miliar.
Dia menambahkan selain adanya tantangan pembiayaan dari dalam negeri, terdapat juga tantangan ekonomi global yang masih terakselerasi, di mana ketegangan geopolitik masih berlanjut sehingga memicu fragmentasi dan ketidakstabilan.
Di sisi lain, perubahan iklim juga disebutnya menambah tantangan pembangunan infrastruktur.
Terlebih suhu global diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi dalam lima tahun ke depan, sehingga meningkatkan kerentanan lingkungan, sosial, dan ekonomi.
“Tantangan ini, ditambah dengan risiko iklim yang makin meningkat, menjadi rintangan besar bagi banyak negara dalam merencanakan dan mengeksekusi pembangunan infrastruktur,” pungkasnya.
(Taufik Fajar)