JAKARTA - Perang Israel vs Iran memanas. Kedua negara saling melancarkan serangan. Terbaru, Korps Garda Revolusi Iran membalas serangan Israel dengan melancarkan gempuran rudal balistik terhadap puluhan target, pusat militer, dan pangkalan udara di Israel. Iran menamai operasi itu True Promise 3.
Selain itu, kedua negara juga saling serang hancurkan fasilitas migas dan kilang. Lalu apa dampaknya ke ekonomi Indonesia imbas perang Israel vs Iran yang semakin memanas?
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai konflik antara Iran dan Israel yang kian memanas belum memberikan dampak langsung terhadap perekonomian Indonesia, namun tetap perlu diwaspadai terutama terkait potensi lonjakan harga minyak global.
“Kalau kita lihat di Timur Tengah kan transmisinya relatif lambat, dan kita lihat tergantung harga minyak, dan harga minyak tentu beberapa negara punya kepentingan untuk menahan lonjakan harga minyak, jadi kita tunggu saja,” kata Airlangga saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.
Pernyataan ini disampaikan menyusul serangan udara Israel ke sejumlah titik di Iran pada Jumat pagi waktu setempat. Menanggapi potensi dampak terhadap nilai tukar rupiah, Menko menyebut bahwa dampak dari konflik tersebut bersifat sentimen, khususnya terkait kekhawatiran akan ketersediaan pasokan minyak.
“Penjalarannya (dampak) karena Timur Tengah memang sudah ‘panas’, jadi relatif dari segi perdagangan itu tidak tertransmisi (terdampak), tetapi dari segi sentimen, ketersediaan supply minyak itu yang perlu kita perhatikan dulu,” ungkapnya.
Adapun konflik yang memanas di kawasan Timur Tengah turut mendorong harga minyak dunia naik ke kisaran USD72-USD73 per barel, lebih tinggi dari rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang berada di level USD65,29 per barel.
Saat ditanya apakah pemerintah telah melakukan koordinasi khusus untuk mengantisipasi gejolak kawasan, Menko Airlangga menyebut bahwa pemantauan situasi masih dilakukan.
“Ya kan baru tadi pagi, ya kita monitor dulu,” ucapnya.
Israel dan Iran Saling Serang Hancurkan Fasilitas Migas dan Kilang
Militer Zionis pada Sabtu malam menyerang situs minyak dan gas (migas) di South Pars, sedangkan militer Teheran menyerang fasilitas minyak utama Israel di Haifa.
Kebakaran terjadi di Pelabuhan Kangan di provinsi Bushehr, Iran, menyusul gelombang serangan pesawat nirawak Israel yang menargetkan Fase 14 ladang minyak dan gas South Pars—yang dianggap sebagai salah satu situs gas terbesar di dunia.
"Fase 14 ladang gas South Pars menjadi sasaran serangan dari rezim Zionis," tulis kantor berita Fars.
"Akibatnya, beberapa bagian dari fase ini terbakar, dan mobil pemadam kebakaran saat ini sedang berupaya memadamkan api," lanjut laporan tersebut.
Selain itu, jet-jet tempur Israel juga menyerang depot minyak di Teheran pada Minggu (15/6/2025) dini hari, menurut Kementerian Perminyakan Iran yang dikutip kantor berita negara Iran; IRNA. Sebuah video yang beredar di media sosial tampaknya menunjukkan kebakaran besar di kilang minyak di Ibu Kota Iran.
(Dani Jumadil Akhir)