JAKARTA - Perbandingan gaji TKI di Malaysia dengan Brunei Darussalam. Bekerja di luar negeri menjadi pilihan banyak warga Indonesia untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Malaysia dan Brunei Darussalam merupakan dua negara tujuan favorit para Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Namun, banyak calon pekerja yang masih mempertanyakan, bagaimana sebenarnya perbandingan gaji TKI di Malaysia dengan Brunei Darussalam.
Dirangkum Okezone, berikut perbandingan Glgaji TKI di Malaysia dengan Brunei Darussalam, Jumat (20/6/2025).
Malaysia dan Brunei memiliki hubungan historis dan geografis yang erat dengan Indonesia. Kebutuhan tenaga kerja dari sektor informal hingga profesional di kedua negara tersebut membuat peluang kerja terbuka lebar bagi TKI.
Namun, selain peluang kerja, faktor gaji tentu menjadi pertimbangan utama bagi para pekerja migran.
Berdasarkan data dari platform Satudata Kemnaker, gaji rata-rata TKI di Malaysia bervariasi, tergantung sektor dan tingkat keahlian. Untuk pekerjaan di sektor informal seperti asisten rumah tangga atau buruh pabrik, rata-rata gaji bulanan berkisar antara RM 1.200 hingga RM 1.800 atau setara dengan Rp 4 juta hingga Rp 6 juta per bulan.
Sementara itu, di sektor formal seperti perawat, operator mesin, atau teknisi, gaji bisa mencapai RM 2.500 – RM 4.000 (sekitar Rp 8 juta – Rp 13 juta).
Namun, perlu diperhatikan bahwa biaya hidup di kota besar seperti Kuala Lumpur cukup tinggi, sehingga memengaruhi jumlah penghasilan yang bisa ditabung.
Brunei Darussalam, meskipun negara kecil, menawarkan gaji yang lebih tinggi untuk TKI. Gaji rata-rata TKI di Brunei berada pada kisaran BND 600 hingga BND 1.000 untuk sektor informal (Rp 6,7 juta hingga Rp 11 juta), dan bisa mencapai BND 1.500 hingga BND 3.000 (Rp 16 juta – Rp 33 juta) untuk sektor formal atau teknis.
Keuntungan lainnya, Brunei tidak mengenakan pajak penghasilan individu, sehingga gaji yang diterima adalah gaji bersih.
Selain itu, biaya hidup di Brunei relatif lebih rendah dibandingkan kota besar di Malaysia.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah perlindungan tenaga kerja dan fasilitas yang diberikan. Di Malaysia, pemerintah telah memperbaiki sistem perlindungan hukum bagi TKI, meskipun masih ada kasus eksploitasi. Di sisi lain, Brunei dikenal memiliki sistem kerja yang lebih tertib dan pengawasan ketat terhadap majikan.
Dari segi nominal gaji, TKI di Brunei Darussalam secara umum menerima penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan TKI di Malaysia. Namun, perlu dicatat bahwa proses masuk kerja di Brunei lebih ketat dan kuota kerja tidak sebanyak Malaysia.
Maka, pilihan terbaik tergantung pada kondisi masing-masing individu baik dari segi kualifikasi, pengalaman, hingga kesiapan mental untuk tinggal di negara dengan budaya dan sistem yang berbeda.
Pemerintah Indonesia diharapkan terus memperkuat diplomasi tenaga kerja dan menyediakan pelatihan keterampilan agar TKI semakin kompetitif di pasar kerja luar negeri.
Selain itu, edukasi mengenai hak-hak pekerja dan informasi gaji harus disampaikan secara transparan untuk menghindari penipuan agen nakal.
(Taufik Fajar)