Menurutnya, agar produk dan layanan Rusia dapat diterima secara luas di Indonesia, dibutuhkan pendekatan yang fleksibel serta aksesibilitas yang tinggi.
Dia mencontoh kesuksesan Tiongkok dalam menjangkau pasar global melalui kombinasi efisiensi dan penetrasi budaya.
Michael menyampaikan hal serupa juga bisa dilakukan, mengingat potensi kerja sama Indonesia - Rusia tidak hanya terbatas di sektor industri konvensional, tapi juga di sektor kreatif dan budaya.
"Banyak orang di Asia Tenggara sangat tertarik dengan budaya Rusia. Salah satu contohnya adalah kartun Masha and the Bear yang sangat populer di sini. Rusia sebetulnya punya modal budaya yang kuat, tinggal bagaimana mereka lebih aktif mempromosikannya ke luar negeri, terutama di Asia,” tutupnya.
(Taufik Fajar)