Dia juga menyampaikan arahan Presiden Prabowo Subianto agar komitmen pembelian dari Indonesia bersifat jangka panjang. “Nah tentu arahan Bapak Presiden dengan adanya komitmen pembelian oleh Indonesia terhadap produk Amerika ini yang sifatnya tidak short term tetapi bisa long term,” kata Airlangga.
Airlangga menegaskan bahwa nilai pembelian yang ditawarkan Indonesia jauh lebih besar dibandingkan defisit perdagangan AS terhadap Indonesia. “Ini akan istilah Bapak Presiden flat off, jadi kita, atau bahasanya jelasnya kit, jadi kita trade defisit Amerika terhadap Indonesia USD19 miliar, tapi yang kita offer pembelian kepada mereka itu jumlahnya melebihi, yaitu USD34 miliar,” paparnya.
Delegasi Indonesia saat ini juga berada di Washington DC bersama dengan sejumlah negara lain, seperti India, Jepang, Uni Eropa, Vietnam, dan Malaysia. “Nah status sendiri saat sekarang Indonesia juga berada di Washington bersama dengan negara lain yang ada di sana, antara lain India, Jepang, EU, Vietnam tentu di sana dan juga Malaysia,” ujarnya.
Dengan rangkaian langkah tersebut, Indonesia menunjukkan keseriusan dalam menjaga hubungan dagang dan mengupayakan solusi terhadap kebijakan tarif AS. “Jadi dengan demikian Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia sangat serius untuk meresponse tarif ini dan Indonesia sudah secara tertulis pun sudah memasukkan dan sudah dibahas baik itu dengan USTR, dengan Secretary of Commerce maupun Secretary of Treasury,” tutup Airlangga.
(Dani Jumadil Akhir)